Friday, February 18, 2011

Pidato Obama yg menggelitik kita (semua enaak...ada krupuk,sate..)

Terima kasih atas sambutan yang hangat ini. Terima kasih kepada semua penduduk Jakarta. Dan terima kasih bagi seluruh bangsa Indonesia.

*

Saya senang akhirnya bisa berkunjung ke negeri ini dengan ditemani oleh Michelle. Tahun ini, kami telah dua kali gagal datang keIndonesia. Namun, saya berkeras untuk menyambangi sebuah negeri yang amat bermakna bagi saya ini. Sayangnya, lawatan ini begitu singkat. Tapi saya berharap bisa datang lagi tahun depan pada saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia Timur.

Sebelum berbicara lebih jauh, saya ingin menyampaikan bahwa doa dan perhatian kami tertuju kepada para korban bencana tsunami dan gunung meletus baru-baru ini, khususnya bagi merekayang kehilangan orang tercinta serta tempat tinggal. Amerika Serikat senantiasa ada di sisi pemerintah dan bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana alam ini, dan kami akan dengan senang hati menolong semampunya. Sebagaimana tetangga yang mengulurkan tangan kepada tetangganya yang lain, dan banyak keluarga menampung orang-orang yang kehilangan rumah, saya tahu bahwa kekuatan dan ketahanan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia akan sanggup mengangkat kalian keluar dari kesusahan ini.

Saya akan memulai dengan pernyataan sederhana: Indonesia bagian dari diri saya. Pertama kali saya bersentuhan dengan negeri ini adalah ketika ibu saya menikahi seorang pria Indonesia bernama Lolo Soetoro. Sebagai seorang bocah, saya terdampar di sebuah dunia yang berbeda. Namun, orang-orang di sini membuat saya merasa berada di rumah saya sendiri.

Pada masa itu, Jakarta terlihat begitu berbeda. Kota ini disesaki gedung-gedung yang tak begitu tinggi. Hotel Indonesia adalah salah satu bangunan tinggi. Kala itu, ada sebuah pusat perbelanjaan baru bernama Sarinah. Jumlah becak jauh lebih banyak daripada kendaraan bermotor. Dan jalan raya tersisih oleh jalan-jalan kampung tak beraspal.

Kami tinggal di Menteng Dalam, pada sebuah rumah mungil yang halamannya ditumbuhi sebatang pohon mangga. Saya belajar mencintai Indonesia pada saat menerbangkan layang-layang, berlarian di sepanjang pematang sawah, menangkap capung, dan jajan sate atau bakso dari pedagang keliling. Yang paling saya kenangkan adalah orang-orangnya: lelaki dan perempuan sepuh yang menyapa kami dengan senyumnya; anak-anak yang membuat seorang asing seperti saya jadi seperti tetangga; dan guru-guru yang mengajarkan keluasan dunia.

Karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, dan orang-orang dari berbagai daerah dan suku, periode saya tinggal di negeri ini melapangkan jalan bagi saya menghargai kemanusiaan. Walau ayah tiri saya, sebagaimana orangIndonesia umumnya, dibesarkan sebagai seorang Muslim, ia sepenuhnya percaya bahwa semua agama patut dihargai secara setara. Dengan cara itu, ia mencerminkan semangat toleransi keberagamaanyang diabadikan dalam Undang-undang Dasar Indonesia yang tetap menjadi salah satu ciri negeri ini, yang tentunya memberi inspirasi.

Saya tinggal di kota ini selama bertahun-tahun -- sungguh suatu masa yang membentuk masa kecil saya; suatu masa yang menjadi saksi bagi kelahiran adik saya yang manis, Maya; dan suatu masa yang telah memesona ibu saya sehingga ia terus-menerus menghampiri Indonesia 20 tahun kemudian untuk tinggal, bekerja dan bepergian - mengejar hasratnya mendorong terbukanya kesempatan di pedesaan Indonesia khususnya bagi perempuan. Sepanjang hidupnya, negeri ini, beserta orang-orangnya, tetap tersimpan di hati ibu saya.

Begitu banyak yang berubah dalam empat dekade ini sejak saya kembali ke Hawaii. Jika kalian bertanya kepada saya - atau teman sekolah pada masa ituyang mengenal saya - saya yakin tak ada di antara kami yang mampu menyangka bahwa saya akan kembali ke negeri ini sebagai Presiden Amerika Serikat. Dan beberapa orang semestinya bisa meramalkan kisah luar biasa yang melibatkan Indonesia dalam empat dekade terakhir.

Jakarta yang dahulu saya kenal kini telah berkembang menjadi sebuah kota yang dijejali hampir sepuluh juta manusia, gedung-gedung pencakar langit yang membuat Hotel Indonesia terlihat kerdil, serta pusat-pusat kebudayaan dan perdagangan. Dulu saya dan kawan-kawan semasa kanak biasa berkejar-kejaran di lapangan ditemani kerbau dan kambing. Kini, generasi baruIndonesia termasuk dalam golongan paling terhubung dalam jagat komunikasi dunia melalui telepon genggam dan media sosial. Dulu, Indonesia sebagai bangsa yang masih muda berfokus ke dalam. Kini, bangsa ini memainkan peran penting di kawasan Asia-Pasifik dan ekonomi global.

Perubahan ini menjangkau ranah politik. Waktu ayah tiri saya masih kanak, ia menyaksikan ayah dan abangnya pergi berperang dan tewas demi kemerdekaanIndonesia. Saya lega bisa ada di sini tepat ketika Hari Pahlawan untuk mengingat jasa begitu banyak orang Indonesia yang rela berkorban demi negara yang besar ini.

Ketika saya pindah ke Jakarta pada tahun 1967, beberapa daerah di negeri ini baru saja mengalami penderitaan dan konflik yang hebat. Meski ayah tiri saya pernah menjadi seorang tentara, kekerasan dan pembantaian yang terjadi pada masa kekisruhan politik itu tak dapat saya pahami karena keluarga Indonesia dan teman-teman saya memilih bungkam. Di dalam rumah tangga saya, seperti keluarga Indonesia umumnya, peristiwa itu hadir secara sembunyi-sembunyi. Bangsa Indonesia merdeka, tapi rasa takut senantiasa mengikuti.

Pada masa-masa sesudahnya, Indonesia memilih jalurnya sendiri melalui tranformasi demokratis yang luar biasa - dari pemerintahan tangan besi, ke pemerintahan rakyat. Tahun-tahun belakangan, dunia menyaksikan dengan harapan dan rasa kagum usaha bangsaIndonesia merengkuh peralihan kekuasaan dengan jalan damai dan pemilihan kepala negara serta daerah secara langsung. Ketika demokrasi di negeri ini disimbolkan oleh terpilihnya Presiden dan wakil rakyat, ketika itu pula demokrasi dijalankan dan dipelihara melalui kontrol dan keseimbangan (check dan balance): Sebuah masyarakat madani, partai dan serikat politikyang madani; media dan warga negara penuh semangat yang telah yakin bahwa - di dalam Indonesia - tak ada lagi jalan memutar.

Bahkan ketika tanah tempat kemudaan saya pernah berlalu ini telah berubah banyak, hal-hal yang pernah saya pelajari untuk mencintai Indonesia - semangat toleransi yang tercantum dalam Undang-undang Dasar dan terpacak melalui masjid, gereja dan candi, pun tertanam dalam darah bangsa - masih mengalir di tubuh saya. Bhinneka Tunggal Ika - persatuan dalam keragaman. Falsafah itu merupakan pondasiyang dicontohkan Indonesia kepada dunia. Itu sebabnya Indonesia akan memainkan peran penting pada abad ke-21.

Hari ini, saya kembali ke Indonesia sebagai seorang sahabat sekaligus Presiden yang mengharapkan terjalinnya kerja sama erat antar kedua negara. Sebagai negara yang luas dan majemuk, berdamping-dampingan dengan Samudera Pasifik dan, di atas itu semua, demokrasi, Amerika Serikat dan Indonesia ditakdirkan bersama oleh kepentingan dan nilai-nilai yang sama.

Kemarin, Presiden Yudhoyono dan saya menyetujui Kerja Sama Komprehensif yang baru antara Amerika Serikat dan Indonesia. Pemerintahan kedua negara mempererat hubungan di berbagai bidang dan, yang juga penting, memperkuat hubungan antar bangsa. Kerja sama ini tentunya berdasar atas rasa saling membutuhkan dan saling menghormati.

Dengan sisa waktu yang saya miliki hari ini, saya ingin berbagi tentang mengapa kisah yang baru saja saya utarakan begitu penting bagi Amerika Serikat dan dunia. Saya ingin menitikberatkan pembahasan pada tiga hal yang saling berkait-erat serta mendasar bagi kemajuan manusia: Pembangunan, demokrasi dan agama.

Pertama, persahabatan yang terjalin antara Amerika Serikat dan Indonesia dapat memajukan pembangunan yang saling menguntungkan.

Ketika saya hidup di Indonesia, sulit membayangkan sebuah masa depan dimana kemakmuran yang dirasakan oleh banyak keluarga di Chicago dan Jakarta akan berhubungan. Kini, kita ada pada zaman ekonomi global. Bangsa Indonesia telah merasakan risiko dan harapan dari globalisasi: Mulai dari krisis ekonomi Asia yang terjadi pada akhir tahun 1990, dan jutaan orang yang berhasil bangkit dari kemiskinan. Artinya, dan yang akhirnya kita pelajari dari krisis ekonomi barusan, masing-masing dari kita memiliki sumbangsih pada keberhasilan yang diraih pihak lain.

Amerika memiliki sumbangsih terhadap sebagian dari Indonesia yang merasakan kemakmuran, karena tumbuhnya kelas menengah di sini juga berarti timbulnya pasar bagi produk-produk kami seperti juga Amerika merupakan pasar bagi Indonesia. Karena itu, kami menanamkan modal lebih banyak di Indonesia. Ekspor dari Amerika telah naik 50 persen, dan kami membuka pintu bagi pengusaha Amerika dan Indonesia untuk saling berhubungan.

Amerika memiliki sumbangsih terhadap Indonesia, yang memainkan peranannya dalam perekonomian global. Hari-hari ketika tujuh atau delapan negara membentuk kelompok dan menentukan arah perekonomian dunia telah berlalu. Karena itulah saat ini G-20 telah menjadi pusat kerja sama ekonomi internasional: Hal yang memungkinkan negeri seperti Indonesia memiliki suara lebih nyaring dan tanggung jawab lebih besar. Melalui kepemimpinan Indonesia di dalam kelompok G-20 yang memerangi korupsi, negeri ini harus ada di depan pada panggung dunia dengan memberikan contoh baik dalam mempraktikkan transparansi dan akuntabilitas.

Amerika memiliki sumbangsih terhadap Indonesia yang mengejar pembangunan berkelanjutan. Karena cara kita bertumbuh akan mempengaruhi kualitas hidup kita serta kesejahteraan planet yang kita diami. Karena itulah kita mengembangkan teknologi untuk menghasilkan energi bersih yang mampu menopang industri dan menjaga sumber daya alam Indonesia. Amerika menyambut kepemimpinan negeri anda dalam usaha global memerangi perubahan iklim.

Di atas itu semua, Amerika memiliki sumbangsih terhadap keberhasilan manusia Indonesia. Kita harus membangun jembatan yang menghubungkan kedua bangsa karena kita akan berbagi jaminan dan kemakmuran di masa nanti. Itu yang kini sedang kita rintis: Meningkatkan kolaborasi antara ilmuwan dan peneliti kita serta bekerja sama memelihara kewirausahaan. Saya pribadi puas karena kita berhasil meningkatkan jumlah pelajar Amerika dan Indonesia yang meneruskan pendidikan di universitas-universitas yang ada pada kedua negara.

Baru saja saya bicarakan masalah-masalah penting dalam kehidupan kita. Lagipula, pembangunan tak melulu hanya berhubungan dengan tingkat pertumbuhan dan angka-angka dalam neraca. Pembangunan juga menyangkut bagaimana seorang anak mampu mempelajari keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi dunia yang selalu berubah. Pembangunan berkaitan dengan bagaimana gagasan baik dapat diwujudkan dan tak tercemar dengan korupsi. Pembangunan juga berhubungan dengan bagaiman kekuatan-kekuatan yang telah mengubah Jakarta yang pernah saya kenal - teknologi, perdagangan, arus keluar-masuk orang dan barang - mampu membuat hidup orang jadi lebih baik: Kehidupan uang ditandai dengan martabat dan kesempatan.

Pembangunan semacam itu tak mampu dipisahkan dari demokrasi.

Kini, kita sering mendengar bahwa demokrasi menghalangi pertumbuhan ekonomi. Ini bukanlah alasan baru. Orang akan berkata, khususnya di tengah perubahan dan kondisi ekonomi tak menentu, bahwa pembangunan akan lebih mudah dijalankan dengan mengorbankan hak asasi manusia. Tapi, saya tak melihat itu di India, juga Indonesia. Apa yang kalian telah raih menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan saling menopang.

Seperti laiknya demokrasi di negara lain, halangan selalu merintangi. Amerika juga mengalaminya. Undang-undang Dasar yang kami miliki menyatakan upaya untuk menempa "penyatuan lebih sempurna." Kami telah menempuh perjalanan untuk meraih itu. Kami melewati Perang Saudara dan berjuang menegakkan hak-hak pribadi warga negara Amerika Serikat. Usaha itu kemudian membuat kami lebih kuat dan sejahtera serta menjadi sebuah masyarakat yang lebih adil dan bebas.

Seperti negara lain yang bangkit dari pemerintahan kolonial di abad lalu, Indonesia berjuang dan berkorban demi memiliki hak menentukan nasib sendiri. Itulah makna Hari Pahlawan sesungguhnya: Sebuah Indonesia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tapi, secara bersamaan, kemerdekaan yang telah didapatkan itu tak pula berarti menggantikan kekuatan kolonial dengan kekuatan pemerintahan lokal.

Tentunya, demokrasi morat-marit. Tak semua pihak menyukai hasil akhir suatu pemilihan umum. Kalian semua mengalami segala suka dan duka. Namun, perjalanan itu patut dilewati karena tak hanya melulu mengenai surat suara. Butuh lembaga yang kuat untuk mengontrol pemusatan kekuatan. Butuh pasar terbuka untuk memungkinkan banyak individu maju. Butuh pers dan sistem peradilan yang independen. Butuh masyarakat terbuka dan warga negara yang aktif untuk melawan ketimpangan dan ketidakadilan.

Yang demikian adalah kekuatan yang akan mendorong Indonesia. Korupsi harus dilawan. Komitmen pada keterbukaan, yang memungkinkan tiap warga memiliki sumbangsih terhadap pemerintahannya, mesti ada. Kepercayaan bahwa kemerdekaan yang telah direbut merupakan hal yang tetap menyatukan negeri ini harus ditumbuhkan.

Itu adalah pesan dari manusia Indonesia yang telah memajukan kisah demokratis ini: Dari mereka yang berperang di Surabaya 55 tahun lampau; kepada para mahasiswa yang tergabung dalam demonstrasi tahun 1990an; kepada para pemimpin yang telah berhasil menjalani transisi kekuasaan secara damai pada awal abad ini. Karena, akhirnya, para warga negara memiliki hak untuk menyatukan Nusantara, yang membentang sepanjang Sabang dan Merauke: Sebuah penegasan bahwa setiap bayi yang lahir di negeri ini wajib diperlakukan dengan adil meski mereka berketurunan Jawa, Aceh, Bali atau Papua.

Upaya-upaya semacam itu ditunjukkan Indonesia kepada dunia. Negeri ini berinisiatif membentuk Forum Demokrasi Bali, sebuah forum bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dalam menjaga demokrasi. Indonesia juga telah berusaha menekan ASEAN memperhatikan hak asasi manusia. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara berhak menentukan takdirnya sendiri dan Amerika Serikat akan mendukung upaya itu. Namun, warga Asia Tenggara harus pula memiliki hak menentukan nasib mereka sendiri. Itu sebabnya kami mengutuk pemilihan umum di Burma, yang jauh dari kebebasan maupun keadilan. Itu sebabnya kami menyokong masyarakat madani yang penuh semangat di negeri ini. Tidak ada alasan untuk mencegah penegakan hak asasi manusia di manapun.

Itulah pembangunan dan demokrasi - gagasan bahwa ada nilai-nilai yang sifatnya universal. Kemakmuran tanpa kemerdekaan adalah bentuk lain dari kemiskinan. Manusia memiliki cita-cita bersama: Kebebasan untuk tahu bahwa pemimpinmu bertanggung jawab atasmu dan bahwa anda takkan dibui bila memiliki pandangan yang berseberangan dengannya. Anda memiliki kesempatan belajar dan bekerja dengan kemuliaan. Anda bebas menjalankan kepercayaan yang anda anut tanpa takut dikucilkan.

Agama merupakan topik terakhir yang akan saya bicarakan hari ini dan, seperti layaknya demokrasi dan pembangunan, merupakan hal mendasar bagi kisah Indonesia.

Seperti negara Asia lain yang saya kunjungi, Indonesia tenggelam dalam spiritualitas: Sebuah tempat manusia menyembah Tuhan dengan berbagai cara. Sejalan dengan keberagamannya, Indonesia juga negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia - hal yang telah saya ketahui sejak kecil ketika mendengar lantunan azan di Jakarta.

Suatu Individu tak hanya didefinisikan berdasarkan kepercayaannya. Begitu pula Indonesia. Negeri ini tidak hanya ditetapkan berdasarkan penduduk Muslimnya. Kita juga tahu bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan masyarakat Islam telah lama rusak. Sebagai Presiden, saya mendahulukan perbaikan atas hubungan yang rusak ini. Salah satu upaya itu adalah kunjungan ke Kairo pada bulan Juni yang lalu dan keinginan untuk memulai lagi hubungan yang baru antara Amerika Serikat dan umat Islam sedunia.

Waktu itu saya bilang, dan akan saya ulangi sekarang, bahwa tak ada satu pidato pun yang dapat menghapuskan tahun-tahun penuh ketidakpercayaan. Tapi waktu itu saya percaya, demikian pula sekarang, bahwa kita punya pilihan. Kita bisa memilih untuk bisa menetapkan diri kita berdasarkan perbedaan-perbedaan yang kita miliki dan menyerah pada masa depan yang penuh kecurigaan dan ketidakpercayaan. Atau kita bisa memilih untuk bekerja keras demi memelihara persamaan hak. Saya berjanji, apapun rintangannya, Amerika Serikat akan berkomitmen memajukan manusia. Itulah kami. Kami telah melakukannya. Kami akan terus menjalankannya.

Kami tahu baik masalah-masalah yang menyebabkan adanya tekanan bertahun-tahun ini. Kami telah menciptakan kemajuan setelah 17 bulan pemerintahan. Tapi, pekerjaan belum selesai.

Banyak warga tak berdosa di Amerika, Indonesia dan belahan dunia lainnya masih menjadi target kaum ekstremis. Saya telah menegaskan bahwa Amerika tidak sedang memerangi, dan takkan terlibat perang dengan, Islam. Namun, kita semua harus menghancurkan Al-Qaeda dan antek-anteknya. Siapapun yang ingin membangun tak boleh bekerja sama dengan teroris. Ini bukanlah tugas Amerika sendiri. Indonesia telah berhasil memerangi para teroris dan aliran garis keras.

Di Afghanistan, kami terus bekerja bersama beberapa negara untuk membantu pemerintah Afghanistan meretas masa depannya. Kepentingan kami di sana adalah memungkinkan terwujudnya perdamaian yang pada akhirnya mampu memunculkan harapan bagi negeri itu.

Kami juga telah mencatat kemajuan dalam salah satu komitmen utama kami: Upaya mengakhiri perang di Irak. 100 ribu tentara Amerika telah meninggalkan negeri itu. Penduduk Irak telah memiliki tanggung jawab penuh atas keamanan mereka. Kami terus mendukung Irak dalam prosesnya membentuk pemerintahan yang inklusif. Kami juga akan memulangkan seluruh tentara AS.

Di Timur Tengah, kami telah menghadapi permulaan yang gagal serta halangan. Namun, kami juga terus menjaga upaya merengkuh perdamaian. Bangsa Israel dan Palestina memulai kembali perundingan. Namun, masih ada masalah besar di sana. Ilusi bahwa kedamaian dan keamanan akan datang dengan mudah tak boleh muncul. Tapi, singkirkanlah keragu-raguan: Kami takkan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperoleh hasil yang adil bagi semua pihak yang bertikai: Dua negara, Israel dan Palestina, hidup berdampingan secara damai dan sentosa.

Penyelesaian atas masalah-masalah itu memiliki taruhan yang besar. Dunia yang kita huni telah menjadi kian kecil. Sementara kekuatan-kekuatan yang menghubungkan kita membuka kesempatan, kekuatan-kekuatan itu juga menyokong pihak yang ingin menghambat kemajuan. Sebuah bom di tengah pasar melumpuhkan kegiatan jual-beli. Sepotong gosip dapat mengaburkan kebenaran dan memicu kekerasan di tengah masyarakat yang sebelumnya hidup rukun. Di zaman ini, ketika perubahan begitu cepat dan berbagai budaya berbenturan, apa yang kita bagikan sebagai manusia dapat musnah.

Saya percaya bahwa sejarah Indonesia dan Amerika mampu memberikan kita harapan. Kisah keduanya tertulis dalam semboyan yang dimiliki oleh negara kita masing-masing. E pluribus unum - beragam tapi bersatu. Bhinneka Tunggal Ika - persatuan dalam keberagaman. Kita dua bangsa yang mengambil jalan masing-masing. Namun kedua negara ini menunjukkan bahwa ratusan juta orang yang memiliki kepercayaan berbeda mampu bersatu dengan merdeka di bawah satu bendera. Dan kita sekarang membangun kemanusiaan melalui anak-anak muda yang akan melalui pendidikan di sekolah masing-masing; melalui wirausahawan yang saling berhubungan demi meraih kemakmuran; dan melalui upaya kita memeluk nilai-nilai demokrasi serta cita-cita manusiawi.

Tadi saya mampir ke Masjid Istiqlal. Rumah ibadah itu masih dalam pengerjaan ketika saya tinggal di Jakarta. Saya mengagumi menaranya yang menjulang, kubah yang megah, serta tempatnya yang lapang. Namun, nama serta sejarahnya juga menjadi saksi kebesaran Indonesia. Istiqlal maknanya kemerdekaan. Bangunan itu sebagiannya merupakan wasiat perjuangan sebuah bangsa menuju kemerdekaan. Terlebih lagi, masjid itu dibangun oleh seorang arsitek Kristen.

Itulah semangat Indonesia. Itulah pesan yang diimbuhkan dalam Pancasila. Di sebuah negeri kepulauan yang berisi beberapa ciptaan Tuhan yang paling elok, pulau-pulau yang menyembul dari samudera, orang bebas memilih Tuhan yang ingin mereka sembah. Islam berkembang, begitu pula ajaran lain. Pembangunan diperkuat oleh demokrasi yang sedang berkembang. Tradisi purba terpelihara meski sebuah kekuatan sedang lahir.

Tapi bukan berarti Indonesia negeri sempurna. Tak ada satu negeri pun yang bisa. Tapi di sini ras, wilayah, dan agama yang berbeda mampu dijembatani. Sebagai seorang bocah yang berasal dari suatu ras dan datang dari sebuah negeri yang jauh, saya menemukan semangat untuk melihat diri sebagai seorang individu dalam ucapan "Selamat Datang". Sebagai seorang pemeluk Kristiani yang mengunjungi masjid, saya mengutip pendapat seseorang yang ditanyai tentang kunjungan saya: "Orang Islam juga boleh masuk gereja. Kita semua adalah umat Tuhan."

Ungkapan itu mencetuskan gagasan bahwa sifat ketuhanan ada di dalam diri kita. Kita tak boleh menyerah pada penyangkalan atau sinisisme atau keputusasaan. Kisah yang melibatkan Indonesia dan Amerika menunjukkan kepada kita bahwa sejarah mengikuti perkembangan manusia; bahwa persatuan lebih kuat daripada perpecahan; dan bahwa warga dunia dapat hidup dengan damai. Semoga kedua negeri kita dapat terus bekerja sama, dengan kepercayaan dan determinasi, menyebarkan kebenaran-kebenaran ini dengan seluruh manusia.vivanews.com

Menemukan sang pembaca buku (sang pencerah,kah?)

MENEMUKAN PEMBACA BUKU

Bertepatan ulang tahun kita, BOB CPP bapak GM Riyanto Soewarno kembali menekankan pentingnya sang ahli baca buku. Memang keahlian seseorang akan muncul dengan sendirinya kalau kita rajin membaca buku, tidak sekedar membuka-buka, tetapi dibaca. Apalagi bila langsung diserap, dipelajari dan diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Wah pasti dahsyat hasilnya. Membaca buku akan berdampak positip namun juga negatif karena apabila kita salah dalam membaca buku ya hasilnya tentu tidak sesuai harapan. Contoh banyak buku yang ada saat ini isinya menyesatkan atau mengubah orang menjadi tidak benar. Ini tentu akan meracuni kita. Tapi kalau buku yang kita baca adalah buku yang benar pasti akan mengubah diri kita ke arah kebaikan.
Untuk itulah pesan Bapak kita tentang si ahli baca buku sangatlah mendalam. Dan ternyata di kita para ahli kitab ini sudah sangat berkurang.
Membaca buku untuk dapat memahami isinya tentulah akan kita baca dari bab pendahuluan, kemudian isi yang akhirnya dapat kita simpulkan.
Ahli kitab diperlukan guna memahami seperti apa perusahaan ini dan mau dibawa ke mana ?
Tenaga-tenaga berpengalaman diminta karena mereka sudah dianggap ahli kitab artinya apabila mereka masuk ke dalam lingkungan kita mereka tidak perlu terlalu lama membaca bab pendahuluan karena mereka sudah paham akan alur cerita.
Berbeda dengan pemula mereka akan terbata-bata hanya memahami bab pendahuluan saja dan untuk bab-bab selanjutnya tentu saja diperlukan waktu yang lama.
Perusahaan ini sedang bekejaran dengan waktu dan waktu tidak bisa kita atur. Semakin kita berlarut-larut dalam satu polemik maka akan habislah waktu kita. Dan waktu akan melibas kita untuk jatuh ke jurang yang l;ebih dalam dan lebih dalam.
Semangat pak GM tentu saja tidak boleh disalahartikan, seolah – olah kita yang ada saat ini tidak berguna. Untuk mengetahui diri kita masing – masing marilah kita saling introspeksi diri, apakah selama ini kita tidak bisa menjadi ahli kitab ? atau selama ini kita hanya membuka-buka buku tanpa mengerti maknanya ?
Yang jelas secara kasat mata kita butuh darah segar. Darah yang mampu mengaliri seluruh urat nadi kita, BOB CPP agar terus hidup dan berkembang.

Keseharian anak-anakku

aku punya 3 anak, dua perempuan dan satu anak laki-laki,mereka kuberi nama yang baik-baik, bahkan sampe nyari di daftar nama-nama yg baik menurut agama yg kuanut, yaitu Islam. Nyarinya sampe ke Gramedia, Gunung Agung... biar punya makna buat kehidupan mereka kelak.
yang pertama kuberi nama Fairuzimtinanda Salsabella Kushajengningtyas.... kupanggil dia singkat aja.... ajeng ( nama ini mengingatkan aku pada panggilan nama sepupuku, putrinya mbak atie subiyanto yang tinggal di tomang-jakarta barat ), kurang lebih artinya anak hasil cinta kasih bapak-ibunya, oya ini sebenarnya didapat dari isteriku baru aku menyempurnakannya.
yang kedua kuberi nama Nisrina Tinandhifa Kushaswasti.... biasanya dipanggil DEA. Nama ini mengingatkan aku akan guru yang manis di TVRI dulu yang ngajar bahasa inggris Nisrina Ubay...
Yang terakhir seorang anak laki-laki... yang proses kehadirannya sangat-sangat memerlukan pertolongan Allah, dia terlalu dekat kehadirannya di dunia, karena kakaknya baru berumur 4 bulan dan sedang senang-senangnya menyusui, e... e... dia hadir. Tapi sama dokter kandungan di jambi aku malahan dimarahi, bapak ini akan membunuh ibu ama anaknya apa... dan akhirnya diputuskan karena banyak resiko utk digugurkan, istriku diberi obat ama dokter banyaknya minta ampyuuuun sampai satu laci meja kerjaku.
Habis konsul dan melihat banyaknya obat, kami sepakat untuk berdoa dan mohon petunjuk yang kuasa apakah mengikuti saran dokter apa nggak ... pagi-pagi bangun selepas sholat subuh.. seperti ada petunjuk kusnun jangan kau gugurkan, coba konsultasi ke dokter kandungan yang dulu menghandle kakaknya... maka kucoba ijin atasan dengan alasan cuti ke palembang ku konsultasikan ke dokter kandungan. Alhamdulillah kt dokter "ndak apo-apo nih, biar aku urusnya". Puji Tuhan... Allahu Akbar... Allahu Akbar.... Allahu Akbar...langsung semua obat dokter kubuang dan tidak akan pernah ke dokter kandungan itu lagi.
o..ya... mungkin timbul tanda tanya ada apa sebenarnya ? aku lupa crita kalau kedua kakaknya dilahirkan secara caesar dan selisih-nya kurang dari 2 tahun yg menurut dokter itu berbahaya, bisa mengakibatkan bekas jahitan lama akan koyak..
nah nama anakku ketiga ini Muhammad Caesar Rachman Kushaditya.... kuber nama caesar selain ia lahir pas SCTV memutar ulang film Julius Caesar, juga utk mengingat bahwa semua anakku lahir dengan operasi caesar dan sehabis itu aku nggak mungkin memberi adik buat caesar. Karena menurut dokter di indonesia ibu yg melakukan caesar hanya cukup 3 anak saja. Hal ini disebabkan kondisi kesehatan lingkungan Indonesia yg belum mendukung...
Saat ini anak-anakku udah mulai besar...dan hobbinya sama bapakknya suka bola, nggak yg cewek nggak yg cowok.
Bahkan itu mereka lakukan setiap sore sehabis sekolah tidak ada capeknya....
Bola..bola... bola... sampe-sampe lemari bajunya penuh dg kostum bola ....

Thursday, February 17, 2011

Sholat Tiang Agama

Kedudukan Sholat
1. Sholat adalah kewajiban seorang muslim yang diturunkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. (peristiwa Isra’ Mi’raj- Diturunkannya kewajiban sholat 5 waktu ), sedangkan kewajiban – kewajiban lain dalam Islam diturunkan kepada Nabi melalui malaikat Jibril.
2. Hadits Riwayat Turmudzi (2641), Nasai (462) dan Ibnu Majah ( 1079 ), Nabi bersabda “ Yang membedakan antara kita dengan orang kafir adalah sholat. Barang siapa yang meninggalkan sholat, maka ia telah kafir”.
3. Sholat adalah amal seorang hamba yang pertama diperiksa pada Hari Kiamat, Sabda Nabi : “Sesungguhnya amal yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, jika sholatnya baik maka ia beruntung dan sukses, jika shalatnya buruk ia akan merugi”. (HR.Turmudzi-413)
4. Sholat adalah ibadah individual. Sholat tidak bisa digantikan oleh orang lain, beda dengan zakat, puasa dan haji. Allah telah memudahkan dalam pengerjaannya, bila kita tidak bisa berdiri, kita duduk, berbaring bahkan hanya dengan isyarat mata.
5. Wasiat terakhir Nabi Muhammad kepada umatnya sebelum wafat – as-shalah… as-shalah.. wa ma malakat aymanukum..
6. Allah selalu memuliakan shalat dan orang-orang yang mengerjakannya, seperti dalam firman-Nya :
a. Surat Al-Mukminuun ayat 1-2 dan 8-11: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi surga firdaus, mereka kekal di dalamnya.
b. Surat al-Ma’arij : 19-21, 22-23, 33, 34-35 : Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. Yang mereka itu tetap mengerjakan sholat. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya . Mereka kekal di surga lagi dimuliakan.
c. Surat Al-Ankabut ayat 45 : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab ( Al-Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar ( keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
d. Perintah shalat ini juga diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim, Ya’qub dan Ishaq Alaihi sallam ( Surat Al Anbiyaa ayat 72 ) dan kepada Nabi Musa Alaihi Sallam ( Thahaa ayat 13-14 ) : Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan ( kepadamu ). Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
e. Surat Al-Araf ayat 170 : Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al Kitab (Taurat ) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala), karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.

Dengan demikian perbuatan yang paling dicintai Allah dan ibadah-ibadah fardhu yang paling agung di sisi Allah adalah shalat 5 waktu pada waktu-waktunya.
Dan shalat adalah tiang agama Islam, tanpa shalat Islam tidak akan tegak. Sesungguhnya perkara kalian yang paling penting bagiku adalah shalat. Barang siapa yang menjaga shalat dan benar-benar menjaganya, maka ia telah menjaga agamanya. Barang siapa menyia-nyiakannya , maka perbuatannya yang lain lebih sia-sia.
SHALAT SEBAGAI AGENDA HIDUP KITA

Surat An Nisaa ayat 103 : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu). Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman. Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Dengan surat ini jelas bahwa shalat tidak bisa dikerjakan mendahului waktunya juga tidak boleh dikerjakan melewati batas waktunya. Pengertian ini membuat sebagian ulama Fiqh seperti Ibnu Hazm al Andalusi menolak pendapat yang membolehkan shalat –di-qadha ( mengerjakan shalat di luar waktu yang ditetapkan ), alasannya : jika shalat sebelum waktunya tidak dibolehkan, maka demikian juga dengan shalat yang dikerjakan setelah ke luar waktu yang ditentukan. Hal ini sesuai hadits riwayat Abi Qatadah bin Rabi’Radhiyallahuanhu, ”Aku mewajibkan kepada umatmu shalat 5 waktu dan aku telah berjanji pada diri-Ku : barang siapa yang datang kepada-Ku dengan menjaga shalat pada waktunya, maka aku masukkan ke surga dan barang siapa yang tidak menjaganya, maka tidak ada janji untuknya di sisi-Ku” (HR Abu Dawud-430 dan Ibnu Majah-1403. Dengan demikian waktu sangatlah penting.

Guna menjaga ibadah shalat perlu diperhatikan hal-hal sbb ( Rukun-Rukun) :
1. Melaksanakan shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan
Sesuai dengan waktu-nya merupakan amal yang paling dicintai Allah, sesuai riwayat nabi oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahuanhu, bahwa amal apa yang paling dicintai Allah, jawab Nabi : Shalat pada waktunya, Berbakti kepada orang tua dan Jihad di Jalan Allah. ( HR Bukhari-527 dan Muslim-85 )
Jadi shalat tidak ada ditunda-tunda dan tidak dianggap enteng. Contoh : orang untuk bangun shalat memakai alarm, wekker tetapi tidak bangun juga, tapi begitu ada tugas atau janji dengan teman tanpa weker pun dapat bangun tepat pada waktunya. Nabi juga bersabda “Setan mengikat tengkuk kepala salah satu dari kalian dengan tiga ikatan, setiap ikatan tercap : engkau harus melewati malam yang panjang , maka berbaringlah. Jika ia bangun dan menyebut nama Allah, maka satu ikatan terlepas, jika ia berwudhu maka satu ikatan lagi terlepas, jika ia melaksanakan shalat maka satu ikatan lagi terlepas hingga ia menjadi energik dengan jiwa yang baik, jika tidak maka jiwanya menjadi buruk dan malas”. ( HR Bukhari-1142, Muslim-776 )
2. Melaksanakan shalat secara utuh, baik dari segi bentuk (Maghrib-3 rakaat, Isya-4 rakaat, Subuh-2 rakaat,Dhuhur-4 rakaat dan Ashar-4 rakaat) maupun perbuatan atau ucapannya.
Shalat adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, sehingga guna memelihara shalat adalah mengerjakan sesuatu yang mencakup gerakan dan ucapan sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi : Shalatlah kalian seperti halnya kalian melihat aku shalat ( HR Bukhari-631 ), shalat yang dipraktekkan rasulullah dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya dengan detail gerakannya, bagian-bagiannya, baik gerakan jari, tangan atau cara duduk.
3. Melaksanakan shalat secara sempurna, khusyu’ atau ibadah.
Dengan menjauhi hal-hal yang mengganggu ketenangan hati sehingga pikiran menjadi jernih dan agar dapat khusyu’ : disunnahkan untuk memberi batas di tempat shalat, jangan menoleh sewaktu shalat, sebelum shalat memperbaiki penampilan, menyisir rambut dan pakaiannya, mematikan handphone. Dengan ketenangan hati ini maka seseorang akan meyakini bahwa shalat adalah bentuk munajat, doa dan ketundukkan serta kepatuhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dibenaknya tidak akan terlintas hal lain selain shalat. Sabda Nabi : Jika salah satu dari kalian shalat, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di hadapan wajahnya ketika ia shalat ( HR. Bukhari-406, Muslim-547 ). Makna-makna yang terkandung ketika takbiratul ihram membuat seseorang mampu menyatukan hati dan pikirannya agar keduanya pada level kekhusyu’an, kerendahan, rasa takut dan rajaa ( harapan ). Inilah yang akan menjadikan doa terkabul dan menyebabkan turunnya rahmat. Karena ia tidak tahu apakah shalat-nya ini yang terakhir ataukah masih diberi kesempatan untuk shalat berikutnya ( Imam Akhmad Ibnu Hambal rahimahullah ). Kekhusyu’an dan kehadiran hati dalam shalat sangatlah penting dalam menentukan keberadaan shalat itu sendiri, karena shalat tanpa keduanya hanya akan menjadi gerakan-gerakan, seperti halnya orang tidak makan tetapi tidak niat berpuasa. Bentuknya puasa tetapi kehilangan nilai : niat.


Sumber : Khalid Ibn Muhammad al Rasyid & Shaleh Ahmad Syami, ” Shalat Yang Menangis” – Pesan Terakhir Rasulullah Sebelum Wafat – Min Akhta al mushallin – assholah assholah ( akhir maa takallama bihi anabii ), Tuhifa Media, Jakarta, Juli 2010.

Isteriku Sayang Isteriku Terkasih

Isteriku sayang
pagi ini ku terbangun dari tidur lelapku
tidurku terasa sangat panjang
sampai-sampai tak kusadari kau ada di sisiku
Isteriku terkasih
siang ini ku sadar dari keterlenaanku dalam kesibukan pekerjaan yang terus menumpuk
sibukku semakin menjepitku
sampai-sampai kutak tahu anak-anak kita sudah beranjak remaja
Isteriku sayang
Sore ini kuterjaga dari lamunanku
lamunan yang membius ragaku
sampai-sampai ku tak yakin kalau usia pernikahan kita sudah berumur anak remaja
Isteriku terkasih
Malam ini kubersimpuh di hadapan Robbku
Tuk tafakur dan panjatkan doa
agar kita tetap menyatu sampai kapan pun
kita besarkan anak-anak kita
kita antarkan mereka ke gerbang kehidupan mereka yang selalu berkidung shalawat dan nyanyian senandung qur'an yang dibacanya setiap malam
kita didik mereka menjadi anak-anak yang cerdas, disiplin dan kelak menjadi anak kandung bangsanya sendiri
Isteriku sayang .... isteriku terkasih
kepadamu cintaku menemui pelabuhanku
kepadamu sayangku mendapatkan siraman kasihmu....

Anak-Anakku Buah Hatiku

Anak-anakku engkaulah buah hatiku
kepadamu aku menanti dharma baktimu
buat Tuhanmu
buat orangtuamu
buat masyarakatmu
buat negrimu
Anak-anakku kaulah buah hatiku
buah cinta ibu bapakmu
buah kasih sayang kedua orang tuamu
Jadilah anak-anak yang soleh dan soleha
anak-anak yang cerdas, pintar dan berbuat buat sesama
anak-anak yang dermawan dan berjiwa sosial tinggi
anak-anak yang selalu memegang ilmu padi "semakin tua dan berisi engkau semakin merunduk"

anak-anakku dirimu buah hatiku
anak-anak surgawi Tuhanmu
anak-anak ceria dengan hidupnya

Wednesday, February 16, 2011

Yang Kuingat dengan Yogya

Sejak rame-rame Undang-Undang Keistimewaan Yogya, yang orang yogya menyebutnya sebagai Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat pikiran lalu langsung menerawang tentang yogya ini. Meskipun aku bukan penduduk asli Yogya, istilahnya pendatang (tapi bukan pendatang haram lho...kayak istilah di malay utk orang-orang kita, indon, tapi ada perasaan ngeh juga kalau yogya diusik-usik orang. Aku hadir di yogya sejak masuk kuliah di upn tahun 1983 dan meninggalkan yogya karena kerja sehabis lulus kuliah sekitar Agustus 1989 ke sawahlunto, sumatera barat. Cukup untuk mengenal lebih dekat ttg ke-yogya-an. Apalagi aku tinggal di Belakang Puro Pakualaman bersama Pakde dan Bude Rookmojono, saudara dari bapakku. Keluarga yang sangat-sangat membuatku menjadi orang yogya sebenarnya. Terima kasih untukmu Keluarga Yogyaku.

Ya sekitar 6-7 tahun aku di yogya dan sekarang pun setiap ada kursus di yogya aku selalu ingin ikut dan ikut.
Sungguh yogya membuatku menjadi aku yang sekarang,
Aku yang tahu bersyukur
aku yang tahu membalas budi kepada siapa pun yang telah sangat membantuku baik di kala aku kesempitan maupun ada kelonggaran
aku yang menjadi lebih sabar
aku yang mengenal nilai Rp 25,- sungguh sangat berarti (harga nasi kucing kala itu di dekat Hotel Trio depan Stasiun Tugu) buat orang-orang kecil di pasar-pasar tradisional entah Beringharjo entah dimn saja di yogya.
aku mampu menghargai jerih payah orang terhadap keberhasilanku
Sungguh yogya sangat-sangat terkesan buatku sampai sekarang, besok atau lusa
Suatu saat anak-anakku juga akan mengerti
Indahnya yogya
Tentramnya yogya
Namun kenapa hanya karena pergulatan politik saja kok diganggu,
setahuku selama di yogya nggak masalah dengan apa itu pemerintahan, kerajaan, sosial ekonomi kemasyarakatan bahkan keamanan sekalipun. Meskipun di kala aku masuk yogya sedang rame-ramenya para gali, preman dan "petrus". Zamannya pak Hasbi sebagai Dandim Yogya. Aku kadang karena ada keluyuran malam sampai pulang larut toh aman-aman saja, apalgi kalau naik becak malam dan dengan suara siter, wah... bisa ademm rasanya bathin ini.
Janganlah yogya diganggu, biarkan dia seperti adanya, seperti air yang mengalir, karena memang dari dulunya dia begitu. Sejak dia didirikan zaman Mataram dulu. Ada pepatah yang perlu dikaji setiap orang. "Doa orang-orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah".
Lho.. kok malahan ngelantur
Sip... akan kucoba eling tentang yogya ya...

wisata kuliner
ini dia yang paling aku senangi hampir semua masakan di yogya waktu itu udah kucobain semua, ada pecel welut-bantul, sate buntel-bantul, sate kambing-jl.magelang, ikan bakar-kaliurang, gudeg gading, gudeg selokan mataram, ny. suharti (sebelum pisahan karo bojone lho), mbok berek, soto-soto seantero yogya, sate kambing samirono, pisang bakar pakualaman, nasi kucing, ayam bakar mangkubumi, dll. Kutip istilah obama semua enaaaaak!

Wisata alam,
di yogyalah aku mengenal mbah marijan (alm), kali kuning, jurang jero, kaliurang, kali putih, gunung-gunung sekitar yogya dari lawu, merbabu, sindoro-sumbing, merapi, dieng, parangtritis, glagah, baron, kukup, dll

Wisata hati
ngrasain malam satu suro di parangtritis, keliling keraton, sekatenan dengan musik ndang dut-nya, terawih di masjid syuhada,dll.

Wisata raga
aku sempat ikut team bola HW (Hisbul Wathon), angkasa bahkan kumpulan anak-anak kali code (ama si ucok... sekarang kau dmn?), ingatkan kita main di kridosono? Moga kau lulus, bahkan sempat jadi pelatih bola di pakualaman utk anak-anak lho, putro-putro dari Sri Paduka sekarang ( apa kabar adik-adiku, pasti kau sudah besar-besar,ya)


Wisata Cinta
wah.... ini rahasia... nggak boleh dibuka, biar dia menjadi masa lalu-ku. he.he..

Kehidupanku

Saat ini aku mempunyai suatu kehidupan, yang harus aku syukuri dan nikmati. dari segi kehidupan keluarga aku punya seorang istri yang soleha.... (sst karena namanya memang soleha), dia tekun dalam ibadah, pintar masak, cerdas dalam mendidik anak-anakku. Anakku ada 3, dua cewek dan satu guy. Alhamdulillah, dah komplet.


Dari segi pekerjaan mesti agak tersendat di karir tapi masih cukuplah untuk bisa menapak lebih. Hanya kesempatan belum datang, sehingga rasa potensi diri ini belum terasah. tapi aku yakin kehidupan ini bah air mengalir biarlah kita mengikutinya.
Bayangin selama hampir 9 tahun aku bolak-balik kerja bukan dengan bus kota, angkot atau mobil pribadi, tapi dengan pesawat. Aku tinggal di Cibubur dan tempat kerjaku di Siak, Riau.







Dari segi materi meskipun masih ada kredit di bank, tapi nilai asset masih cukup lumayan.(ada rumah, mobil, tanah)
Namun dari segi kehidupan lain, khususnya bekal untuk kehidupan nanti aku rasa masih banyak kekurangan, dan itulah tantangan hidupku ini. Menangkah? so pasti !

Menjadi Sebongkah Intan dalam Lumpur Kehidupan

Kata-kata yang selalu terngiang-ngiang ditelingaku, setiap kubaca atau kudengar kata-kata itu. Satu kalimat tapi kaya makna.
Nampaknya mudah dipahami tapi sulit untuk di-implementasikan dalam kehidupanku sehari-hari. Bagaimana bisa menjadi intan? Perlu mengasah bathin, raga, memperkaya hati, memupuk rasa empati pada sesama, mampu menahan diri, sabar, ikhlas.
Karena sebuah intan di manapun dia berada ya tetap intan. Dia terbenam di dalam lumpur atau comberan pun ya tetap intan. lain dengan gula, bila tercampur dengan air dia larut, hilang dia, berubah wujud dia.
Sulit memang tapi ini harus. Aku adalah intan... dan aku adalah intan.

Demokrasi Model Baru

Saat ini sedang model-modelnya mengatasnamakan demokrasi,
Mencela orang lain yang tidak sepaham
Menunjuk kesalahan orang lain, padahal dia sendiri belum tentu benar
Berteriak - teriak di jalanan atas nama demokrasi padahal aksinya mengganggu kenyamanan masyarakat banyak
Membunyikan klakson motor atau mobil dengan konvoi sampai-sampai orang lain tidak berhak memakai jalan
Ini demokrasi man !
Semua berhak ngomong
semua berhak kumpul - kumpul
semua berhak demonstrasi dan ujung-ujungnya kalau tidak puas merusak apa yang ada di depan mata (padahal yang dirusak bukanlah tanpa uang untuk mengadakannya)
Apakah ini Demokrasi Model Baru ? wallahualam bisawab. Hanya waktulah yang bicara.
Mungkin bapak demokrasi yang menggagas ini akan ketawa dengan polah semua ini. Mana Trias Politika itu ? Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif bekerja secara synergy.
Memang suara seseorang/ golongan atau pun apalah wajib didengar, tapi tidak harus diikuti atau di-iyakan, karena benar satu pihak belum tentu benar untuk pihak lain. Untuk itu sudah diatur yaitu dengan hukum atau aturan-aturan yang berlaku. Tapi dengan syarat hukum tidak boleh dijualbelikan. Hukum harus mutlak. Memang sebaiknya kita punya Judge Bao.

Siapa Yang Memerintah Dia yang Bertanggung Jawab

Kenapa hal ini perlu dibahas ? Karena banyak dari kita hanya bisa memerintah dan memerintah. Namun nggak tahu konsekuensi dari perintah yang telah dikeluarkan. Siapa pun yang merintah dia pun harus ikut bertanggung jawab. Masih ingat peristiwa Semanggi di tahun awal-awal reformasi, gerakan mahasiswa yang menentang rezim soeharto. Ternyata yg diadili hanya sebatas cecunguk-cecunguk di aparat kepolisian saja, bahkan Kapolres Jakarta Barat saat itu tidak tersentuh sama sekali. Kasus yg paling menarik tentu saja the man of year 2010, siapa lagi kalau bukan Si Gayus Halomoan Tambunan, seorang pegawai negeri pajak golongan III-A. Sampai saat ini sudah hampir jalan dua tahun namun polemik hanya seputar Gayus saja, tidak sampai menyentuh atasan-atasan lainnya. Padahal uang yg berputar di sekitar Gayus semata saja ( ini yg ketahuan oleh umum lho .... nggak tahu kl ada yg disembunyikan ) hampir Rp 100 Milyar.
Kasus lain lagi adalah Peristiwa Dili di mana justru oknum - oknum yang disinyalir bermain di sana malahan pangkatnya sampai ada bintang di pundak.

Dari gambaran di atas kalau kita kembali paham tentang filosofi dari judul tersebut, maka hasil akhir semua itu akan berbalik 180 derajat dari yang sudah terjadi.
Memerintah biasanya disymbolkan dengan telunjuk tangan menunjuk kepada siapa yang diperintah. Artinya hanya satu tangan, yaitu jari telunjuk yang ke orang yang diperintah, tapi tiga jari tangan lainnya justru menunjuk pada diri kita sendiri sebagai si perintah. Nah yang lebih berat lagi satu jari kita, jempol justru mengarah ke atas, yang artinya perintah yg kita keluarkan juga akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah Sang Mahakuasa.
Jadi kalau kita memerintah kita harus dalami dulu baik buruknya, apa yg akan terjadi, berapa besar dampaknya, dsb. Karena 60% menjadi tanggung jawab kita sendiri.
Ini sepaham dengan filosofi kepemimpinan, yaitu bahwa seorang pemimpin (karena biasa si tukang perintah adalah seorang pemimpin) harus menjadi T e l a d a n. Teladan buat bawahan, membuat contoh yang baik, Bisa jadi apa kata artis senior yang rela panjat gedung MPR utk mencoret atap gedung dengan cat pylox warna merah darah JUJUR ADIL TEGAS.
Mudah-mudahan bila kita paham hal ini, Insya Allah semua pemimpin akan dapat mewujudkan keharmonisan dan sinergy dalam menuju cita-cita. Pemimpin bisa sebagai pemimpin keluarga, RT,RW,Kades,Bupati atau Direktur suatu perusahaan.

Jati Diri Penulis

Sejenak kubuat tulisan ini, agar semuanya lebih mengenal aku apa adanya. Nggak ada jurang pemisah, nggak ada sungkan-sungkan atau ewuh pakewuh...kayak si Punakawan ama tuannya.. si-gareng-petruk-bagong ama Pangeran Arjuna.
Masa Kecil hingga remaja,
Aku dilahirkan di kota kecil Ungaran, terletak di lereng Gunung Ungaran. Biasa daerah gunung pasti dingin, namun percayalah banyak keindahan yang ditampilkan. Puncaknya aja meskipun tidak begitu tinggi sekitar 2.250 mtr dpl (di atas permukaan laut), namun selalu setelah hujan atau maghrib diselimuti kabut.
Banyak obyek wisata di daerahku ini ada Air Terjun Semirang, Ada Candi Gedong Songo, Bandungan, dll.

Aku kecil dibesarkan di Sekolah yang berbasis Katolik bersama 9 orang saudaraku, baik dari taman kanak-kanak, sd sampai smp. Baru di sma aku mengecap pendidikan di negeri. Meskipun waktu itu akupun lulus test di sma loyola semarang.
Aku tumbuh menjadi anak yang mungkin dibilang hyperaktif, bayangin aja bagiku hari itu bukan 7 hari dalam seminggu mungkin 8 hari, karena dari pagi - siang aku sekolah, sore udah hanyut dalam kegiatan extrakurikuler dan OSIS.
Pramuka, Bola Kaki, Drama, Karate, Pecinta Alam, Koor/ Paduan Suara, Drumband, Menulis, Renang,
Ya.. buat aku nggak ada olah raga yang sulit... aku meskipun nggak mahir benar tapi aku bisa catur, ping-pong (nanti waktu di amerika aku dapat ngalahin bule sampai kukasih angka 0-0), tennis, badminton (setua ini pun aku masih rajin tepok bulu 2-3 kali seminggu) sampe Golf-pun sekarang kugeluti meskipun dapat gelar si-SIMATUPANG(siang malam tunggu panggilan.. he.he.).
Di samping olah raga aku juga hobby buat puisi, tulis-menulis (gini-gini sewaktu sma aku dua tahun berturut-turut menjadi Juara I dan III Lomba Mengarang Pekan Penghijauan Nasional se Propinsi Jawa Tengah yang waktu itu diselenggarakan oleh Biro Lingkungan Hidup Jawa Tengah... kali kalau sekarang Bappelda), juga koleksi perangko ama fotografi.
Di Pramuka aku juga cukup disegani lho ama teman-teman, aku pernah menjadi Ketua DKC Kabupaten Semarang, turut menjadi Panitia PW Daerah, dll. Jambore Nasional 1981, aku malahan mendampingi adik-adik kontingen Jawa Tengah.
Di Bola kaki lumayan juga pernah jadi andalannya PSU (Persatuan Sepakbola Ungaran) dan PERSIKAS Jr dan Sr. Mungkin kalau niat kayak BE-PE sekarang aku juga bisa masuk di Diklat Salatiga, tapi karena waktu itu Bola Kaki belum bisa menghidupi sendiri ya... aku ngalah cukup main di daerah aja... sekedar hobbi.
o.iya.. hobbiku yang lain baca komik dari silat (si buta dari goa hantu), pahlawan semacam gundala putera petir, Godam,Wiro sampe ke wayangnya RA Kosasih dan gareng-petruk.


Masa Dewasa ke Tua
Habis berkutat di kota asal, aku mulai mengenal hidup menumpang di tempat orang lain. Itu sejak aku kuliah di UPN Yogyakarta... itu tuh... Universitas Payah Naik he.he. punya orang Veteran.. kebetulan babe gua bekas Tentara Pelajar Brigade 17.. tahu nggak babe gua tahun 1946 udah Letnan Satu tuh... kali kalau diterusin jadi jenderal ya... jenderal de kock kali yee.
Aku ambil di Fakultas Tambang, di kuliahan ini aku lebih focus ke materi kuliah, karena ketakutanku thd sistem kuliah di UPN ( belum ada sistem SKS kayak sekarang ).Bayangin nggak lulus mata kuliah satu aja ngulangnya tahun depan. Dan rata-rata temen-temen banyak nggak lulus di mata kuliah yang sederhana : bahasa indonesia, kewiraan atau pancasila ha.ha.
Jadi kalau udah ngulang berarti tidak naik, karena sistemnya kenaikan kelas. Kayak sma aja. Pernah kucoba evaluasi : awal masuk kita ada 200 orang, yg naik kelas II tinggal 100 orang, ke kls III tinggal 35 orang, yang masih sempat dapat BE(Bachelor of Engineering) hanya sekitar 30 orang dan yang akhirnya lulus lancar tanpa tidak naik selama 7 (tujuh) tahun hanya 5-7 orang. Bayangin kuliah lancar aja 7 tahun hiks..hiks. Syukurnya aku termasuk yang lancar... amin amin amin.
Ada yang masih tersisa dalam ingatanku sampai tua gini adalah bagaimana kayaknya Allah menuntun aku dalam "kelancaran" ini. Aku Kerja Praktek Akhir di Pertamina Cirebon selama 3 bulan, pulang langsung bimbingan skripsi, lapor ke Pak Dekan (waktu itu ke ITB Bandung) adalah pak Made Astawi Rae, sama beliau aku ditawarin mau bimbingan ke Bandung apa Yogya.. yo aku jelas milih Jogya no... akhirnya aku dibimbing ama pak Muhadi ( Dekan Tambang waktu itu )... e. ama pak Muhadi baru dua minggu udah dianggap selesai, masak Beliau bilang mau nggak pendadaran Juli ini. Aku masukin di bulan Maret. Ya jelas mau dong dan akhirnya ke pembimbing II itu ketemu Mas Said Fadhillah ( Dekan III Kemahasiswaan ). Mujur tenan ki.. lha wong selama ini aku aktif di Senat Mahasiswa je.. wal hasil bimbingan juga cuma dua minggu ( wah... makasih ya pak Muhadi dan Mas Said jasamu takkan kulupakan ). Akhirnya pendadaran dan lulus... senengnya... satu tahapan hidup tlah kulampaui. Memang sih waktu menjejakkan kaki di yogya dan setelah paham sistem kuliah di upn, tekadlu hanya satu ..." kalau temenku lulus aku ikut lulus tapi kalau temenku nggak lulus aku tetap lulus ".

Kerja pertama
Aku mulai merasakan cari duit sendiri di PT Allied Indo Coal yang punya wilayah pertambangan di Parambahan-Sijantang, Sawahlunto, Muaro Sijunjung, Sumatera Barat. Gaji pertamaku Rp 690.000/bulan. Karena waktu wawancara bayanganku orang selevel aku ini cuma dihargai Rp 500.000/bulan aja. Denger dari senior yang BE terus kerja juga cuma Rp250.000,/bulan. Makanya buka amplop pertama mataku tak berkedip. Inilah hasil jerih payahku kuliah bukan mikulim uyah lho...

Saat ini,
Aku kerja di BUMN Pertamina dan saat ini ada di Zamrud (diperbantukan di BOB CPP).
Tempat yang sungguh - sungguh menyenangkan......

Sejarah si SECT bukannya si-Seksi lho...

SEJARAH “HEATED LINE 24-IN BY SECT SYSTEM”
Disadur dari Pipeline & Gas Journal, Oktober 1982, “Longest Continuously Heated Oil Line Completed in Sumatera” oleh Dean hale, editor, Chisso Engineering, Co., Ltd., Chiba City, Japan.

No DESKRIPSI KETERANGAN
1 Awal Proyek pada tahun 1977
2 Pembangunan Heated Line untuk mengalirkan produksi CPP Block sepanjang 63 miles (101,8 km) Timur laut Minas Field ( Termasuk Beruk, North East Beruk dan Bungsu Fields )
3 Diperuntukkan produksi pada tahun 1980 dan produksi saat ini 25.337 BOPD dari 16 sumur produksi
4 Total panjang heated line adalah 63,75 miles, 24-in dengan SECT (Skin Electric Current Tracing) system.
5 Didesain untuk mempertahankan suhu pipa pada 145° F guna mengalirkan ’heavy, high pour point, waxy crude’
6 Kemampuan pipa untuk mengalirkan produksi 180.000 BOPD dengan tekanan kerja sebesar 1000 psig, sehingga pipa yang dipakai jenis API 5LX – 52 Grade dan tebal 0,344 in (8,7376 mm) yang dibuat oleh Sumitomo-Jepang.
7 Bentangan jalur pipa lebih dari 102 Km, termasuk 40 Km melalui perbukitan Minas yang terdiri dari tanah perkebunan dan semi perkebunan, 30 Km melintasi dataran tinggi ( 10 – 20 dpal) yang melalui hutan belantara dan 32 Km melalui rawa-rawa dengan kedalaman 5-15 Mtr.
8 Guna menjaga kestabilan heated line ini diperlukan pipe support dengan pipa 12-in yang dipasang pada setiap 57 ft dan dipancang pada kedalaman 115 ft.
9 Pada instalasi River Crossing yang membentang sepanjang 140 mtr diperlukan bentangan pipa 400-450 mtr yang dilapis dengan beton 4-in yang berfungsi mengatasi ”water proof 2-in”.
10 Uji kelayakan operasi Line River Crossing ini adalah memberi tekanan sebesar 1.250 psig atau 125% tekanan kerja.
11 Pipeline sepanjang 75 Km pertama kali dipakai pada Maret 1980 dan komplet sepanjang 101,8 Km pada Januari 1982.
12 Adanya 3 Fields tambahan dari Dusun, Pusaka dan Benua yang terdapat di Utara Zamrud Field telah dilakukan instalasi pipa serupa pada tahun 1984.

Sebagai informasi bahwa si SECT ini kepanjangan dari Skin Electric Current Tracing ini dibangun oleh Bang Sa-Pi-I (CPI) dg tujuan agar minyak CPP Block yang terkenal Kental (HPPO) yang parafinis ini tetap dalam kondisi cair sampai dengan Terminal Dumai. Jadinya pipa sepanjang hampir 600KM yang membentang dari Pedada-Pusaka-Zamrud-Minas-Dumai selalu dialiri panas listrik agar minyak selalu encer dan mudah untuk dipompakan...

Meningkatkan Produksi sebuah Tantangan

MENINGKATKAN PRODUKSI , SEBUAH TANTANGAN
( Ditulis untuk menyambut “Tiga Tahun Pengelolaan CPP Block oleh BOB, 9 Agustus 2005 )


Ini sebuah pertanyaan yang pantas untuk kita kemukakan, bagaimana tidak . Usia kita telah tiga tahun, bukan seumur jagung lagi, tapi kita telah menginjak masa kanak-kanak, usia “play group”. Kita sudah bisa dan mampu untuk berdiri tegak, berlari kencang, melukis, menyanyi “ada apa denganmu”, bahkan di beberapa play group di Jakarta seusia kita ini juga sudah mahir cas cis cus, English Speaking. Artinya tidak ada alasan lagi adanya lagu-lagu lama nyaring terdengar, terlalu naif kalau dalam satu management masih ada unsur saling sikat dan sikut atau saling mengintai kekuatan lawan. Di sinilah nampak nilai kedewasaan kita sebagai seorang pemimpin, “leader” yang mampu menterjemahkan hakikat hidup manusia, punya rasa asih, sayang, sabar, santun, mau menerima dan mau memberi, bukannya “kodrati” setan yang selalu merasuki alam pikiran kita, cemburu, dendam, bangga dapat mengalahkan atau menyakiti orang lain atau tertawa di atas penderitaan orang lain, apalagi bawahan. Bukankah ajaran agama mengajarkan bahwa “doa orang teraniaya senantiasa makbul”, diterima “Yang Mahakuasa”, Tuhan Yang Mahabesar.
Kembali ke produksi, sebagai pembuka tulisan ini apabila kita kaji dari catatan sejarah produksi kita, maka hasilnya adalah ketakberdayaan kita mengalahkan kekuatan alam. Coba kita renungkan khusus Pedada sudah 14 sumur baru berhasil kita bor dan produksikan dengan menghabiskan biaya tidak kurang dari US $ 7 juta ( asumsi 1 sumur = US $ 500.000 ), belum adanya problema pada sumur BTN-22 dan Pdd-66 yang barangkali kita harus mengeluarkan uang extra tidak kurang dari US $ 600.000. Puluhan bahkan mungkin ratusan sumur telah dilakukan Perawatan dan Workover, namun kenyataan berbicara produksi kita saat ini hanya 13.100 BOPD. Bisa dibayangkan bila pada saat alih kelola kita mendapat durian runtuh produksi 18.000 BOPD. Ini berarti selama perjalanan sejarah kita telah terjadi penurunan hampir 5.000 BOPD selama 3 tahun pengelolaan lapangan ini atau 28% atau 10 % per tahun. Bagaimana bila kita tidak melakukan semua ini, maka yang terjadi adalah penurunan produksi yang teramat dahsyat. Susah untuk kita bayangkan. Apalagi bila berbicara produksi Lapangan terbesar CPP Block, Zamrud. Terjadi penurunan hampir 10.000 BOPD atau 42 % atau 14 % per tahun.
Yang lebih menyakitkan lagi ternyata ego kita masih terlalu tinggi, kebersamaan kita masih sebatas angan-angan dan wacana, sehingga keseharian yang ada adalah hanya diwarnai oleh saling sikat, saling sikut, dan saling curiga.
Kini saatnya momento “TIGA TAHUN BOB CPP” kita buat sebagai tempat berpijak kita untuk kembali menata diri dan dimulai dari diri kita masing-masing. Mengulang dari tulisan setahun yang lalu “ SEANDAINYA DARI SEMUA INDIVIDU – INDIVIDU KARYAWAN BOB CPP INI MELAKSANAKAN JOB DESCRIPTION YANG SUDAH DIGARISKAN OLEH PERUSAHAAN SAJA, YAH CUKUP MENGERJAKAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA MASING-MASING, MAKA KEKUATAN KITA SUDAH CUKUP DAHSYAT UNTUK DAPAT MENGHASILKAN PRODUKSI YANG CUKUP BAGUS “. Apalagi kalau bisa saling sinergi, wah barangkali sudah menjadi satu-satunya perusahaan daerah yang amat sangat dibanggakan sebagai “world class company”.
Nah, sejarah produksi kita berbicara PT. CPI hampir Collaps dalam mengelola lapangan Pedada ini dan apabila pada waktu itu tidak melakukan “sesuatu”, maka dari garis yang dapat kita tarik, lapangan ini akan habis di Agustus 2005 ini. Tapi ternyata PT. CPI mendapatkan “sesuatu itu” dan bahkan mampu hidup kembali sehingga dengan kondisi saat ini, maka kemungkinan lapangan ini akan habis diperkirakan masih sekitar 10 atau bahkan 20 tahun lagi.
Inilah tantangan itu, karena saat ini sepertinya kita menghadapi masalah yang sama yang dihadapi oleh PT. CPI sekitar 4 tahun yang lalu dan dia berhasil bangkit, tapi akankah kita pun dapat segera bangkit ?
Hanya diri kita yang mampu menjawabnya, coba kita simak apa yang dilakukan PT. CPI menghadapi semua ini.



Grafik : Sejarah Produksi Pedada Field dari Tahun 1999 - 2005 (untuk konsumsi sendiri )


Dari data grafik Sejarah produksi tampak, bahwa PT. CPI menyadari apabila tidak melakukan sesuatu pada Lapangan Pedada, maka tamatlah lapangan ini. Penambahan titik serap baru pada struktur-struktur yang ada ternyata mampu membangkitkan lapangan Pedada dari liang kubur, kemungkinan tidur panjang. Keberhasilan pada pemboran infill BTN-18,19 dan 20 serta BNA 33 menambah produksi Lapangan sebesar 4.870 BOPD, sehingga produksi yang menurun mencapai kisaran 16.000 BOPD terangkat menjadi 20.000 BOPD dan stabil di 18.000 BOPD sampai terjadinya kelahiran bayi dengan nama BOB.
Yach sejak 9 Agustus 2002 lapangan beralih pengelolaan dari “bang SA-PI-I ( dibaca CPI ) “ ke “wan BOB” ( dibaca konsorsium PT. Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu ).
Dan saat ini setelah kita kelola selama 3 tahun peristiwa yang sama nampaknya berulang lagi, akankah ini berupa “siklus 3 tahunan” untuk produksi Pedada. Dengan start Produksi 18.000 BOPD, saat ini menjelang usianya yang 3 tahun ini produksi hanya 13.000 BOPD. Upaya – upaya nyata terus dilakukan oleh para anak bangsa negeri ini agar perusahaan ini tetap “exist” dan “ survive”, terutama dalam melakukan “infill drilling” karena upaya satu ini diyakini mempunyai andil cukup besar dalam penyelamatan lapangan ini. Berturut – turut sejak 2003 pemboran terus dilakukan 5 wells , 4 wells, 5 wells dan untuk tahun 2005 dipersiapkan untuk pemboran 14 sumur baru.

Rencana telah dimatangkan, pemboran telah dilaksanakan, tinggal sekarang bagaimana kita terus mempertahankan agar produksi dapat mencapai 35.000 BOPD atau dikenal SIAK 35 K, penulis dengan rasa optimis Lapangan Pedada sanggup memberikan kontribusi nyata untuk 14 sumur baru paling tidak mampu mengangkat ke angka 16.000 – 17.000 BOPD. Dan ini bukan angka yang mustahil, sekali lagi dari grafik sejarah membuktikan bahwa PE – PE kita mampu menunjukkan kepiawaiannya di dalam memainkan symphoni produksi ini, yakni mampu menekan decline rate dari dua digit menjadi satu digit. Satu prestasi yang patut kita acungin jempol, coba lihat dari grafik produksi kala PT. CPI terlihat jelas bahwa peranan PE-PE mereka sangat jauh panggang dari api, tidak sesuai yang diharapkan perusahaan.
Memang dari grafik sejarah itu ada kesimpulan yang menarik 3 tahun pengelolaan PT. CPI ( 1992-2002 ) peranan PE-PE sangat lemah tetapi peranan Reservoir Engineering sangat kuat, sedangkan 3 tahun pengelolaan BOB PT. BSP – Pertamina Hulu Peranan PE-PE sangat menonjol sedangkan Reservoir engineering sangat lemah, bahkan tidak ada sama sekali.
Semoga sekali lagi prestasi yang telah kita ukir ini tidak menjadikan kita menjadi manusia-manusia yang sombong, besar kepala, sehingga akan membuat kita terlena karena sanjungan, tapi justru semakin menebalkan iman kita, meningkatkan kemampuan yang ada pada kita untuk lebih jauh melangkah, seperti pepatah kuno mengatakan “ ORANG LAIN BARU BERPIKIR KITA TELAH BERTINDAK “, kita telah jauh meninggalkan lawan – lawan kita, kita bukan kura-kura lagi tapi kita seekor kancil yang cerdik , lincah, dan cepat dalam mengambil setiap keputusan.

SELAMAT ULANG TAHUN BOB-KU, SELAMAT BERKARYA ANAK-ANAK BANGSA NEGERI-KU DAN SELAMAT MENCAPAI SUKSES. SEMOGA ALLAH SWT SENANTIASA MERIDHOI SETIAP LANGKAH – LANGKAH KITA. MARI RAPATKAN BARISAN KITA, PEGANG ERAT JARI JEMARI KITA, BERSATU PADU DALAM KARYA DEMI BANGSA, NEGARA DAN AGAMA KITA.

Memupuk Kebersamaan 2

MEMUPUK KEBERSAMAAN
( Ditulis untuk menyambut Dua Tahun BOB CPP Blok - 9 Agustus 2004 )


Berawal dari dua kutub yang berbeda, baik budaya, perilaku, maupun ethos kerja, maka perusahaan ini dibangun dan dibentuk. Perbedaan yang apabila kita tilik lebih dalam lagi, tidak saja dari dua kutub, tapi malahan mungkin berkutub – kutub. Dua kutub adalah Keluarga Besar PERTAMINA HULU dan Keluarga Besar PT. Bumi Siak Pusako, namun berkutub – kutub bila kita lihat dari asal muasal masing – masing pribadi yang ada, yaitu : dari suku ada yang Batak, Jawa, Minang, Melayu, Bali, Palembang, Jambi, Aceh, Sunda, dll, dari ethos kerja ada yang dari PERTAMINA, MAXUSS, Wiraswasta, Pengacara, Anak – anak muda yang baru “post graduate”, dll, sedangkan dari emosi ada yang temperamen, halus, meledak –ledak, kaku, introvert, pendiam, dll.

Dari perbedaan itulah awal kita melangkah dan tersurat dalam visi – misi perusahaan ini yang menyatakan bahwa perbedaan ini adalah rahmat. Harus kita terima dan kita syukuri, maka sudah sepantasnyalah ini semua dari lini terbawah sampai dengan top management memahami betul arti perbedaan ini dan dengan perbedaan inilah kita maju dan tampil ke depan dalam satu kata, satu derap langkah, satu visi dan misi guna kejayaan bangsa dan negara dalam mengelola migas ini guna kesejahteraan semua. Ya, semua. Baik Pemerintah daerah Siak, warga tempatan di sekitar daerah lokasi, maupun pergerakan roda ekonomi negara, karena 85% hasil produksi Blok CPP diperuntukkan bagi negara atau nota bene pemerintah pusat. Jadi berkah sumber daya alam yang kita kelola ini tidak hanya untuk masyarakat Melayu Riau semata namun justru sebagian besar adalah untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Inilah rahmat kedua yang wajib kita syukuri.

Karena sifat sumberdaya alam minyak ini adalah “non renewable resources” atau tidak terbarukan lagi, maka menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai pengelola untuk dapat mengelolanya dengan baik, benar dan professional, sehingga setiap usaha, upaya dan jerih payah kita atau “spend of money” dan spend of time” kita haruslah benar-benar menghasilkan hasil yang seoptimal mungkin. Ingat prinsip ekonomi yang kita anut “dengan pengeluaran yang sesedikit mungkin tapi akan dapat menghasilkan hasil yang sebanyak-banyaknya”. Artinya setiap “dollar” atau rupiah yang kita belanjakan haruslah bermakna, bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan perusahaan atau memberikan nilai tambah ( added value ).

Pengelolaan migas yang professional, “good oil field practices”, sesuai kaidah – kaidah pengelolaan minyak yang berstandar internasional, maka bukannya tidak mungkin bahwa kita akan menjadi kompetitor yang tangguh bagi siapa saja pelaku bisnis pengelolaan minyak. Maka mustahil sekali tanpa jiwa professionalisme ini pengelolaan suatu “entitas” bisnis akan berhasil. Apalagi dalam jaman globalisasi saat ini.

Professional artinya pada masing-masing dari kita, pekerja atau karyawan BOB PT. Bumi Siak Pusako – PERTAMINA HULU telah minimal melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan pada dirinya ( job description dan job specification ). Jadi sangat simple, sederhana tapi pengaruhnya sangat besar sekali. Hal ini ibarat bola salju semakin dia menggelinding ke bawah maka dia akan semakin besar.

Contoh nyata, seorang pumper ( pemeriksa sumur ) apabila dia telah tahu perilaku sumur – sumur yang dihadapinya, baik tingkah laku produksinya, kenaikan kadar air, trouble yang sering terjadi, sumur ini gassy atau tidak maupun apakah cukup diuji produksi selama 2, 4, 6 atau 8 jam. Nah, apabila ini sudah terpenuhi maka dia bisa dikatakan sebagai “pumper professional”.
Contoh lain, seorang hupmas yang pekerjaannya menjadi “penyambung lidah perusahaan”. Artinya apa yang dimau perusahaan dapat “nyambung” dengan apa yang dimau masyarakat dan begitu pula sebaliknya, sehingga hubungan antara keduanya kayak “mimi lan mintuno” atau seperti perangko, nempel terus, harmonis, serasi dan “sweetly”. Nah apabila hal ini sudah terpenuhi, maka dia adalah hupmas yang professional.

Jadi setiap orang mempunyai profesi masing – masing yang ditunjukkan dari perilaku keprofessionalisannya sehari – hari. Dan apabila kumpulan orang –orang yang professional ini kita gabung, kita satukan maka akan muncul suatu “sinergi”, saling mengisi, saling membantu dan saling bekerja sama.

Sinergi inilah yang nantinya menjadi cikal bakal, bibit dari suatu “ethos kerja” dan diakhir perjalanan akan bermuara pada kebersamaan, “one for all and all for one“. Kebersamaan ini yang kita pupuk sejak dini, seperti sebuah cinta, dia tidak akan berkembang dan berbuah bila tidak pernah kita pupuk dan kita sirami dengan kasih sayang, penuh perhatian dan pengertian satu sama lain, mampu melebur diri dalam satu ikatan. Sebagai tamsil, bahwa membina suatu keluarga adalah gabungan dari dua individu yang berbeda dan keluarga akan bahagia bila di antara kedua mampu melebur dalam diri masing-masing, saling menghilangkan sifat egoisme.
Apabila hal ini dari hari ke hari selama “day to day operation” pengelolaan migas di BLOK CPP kita lakukan bersama, maka insya Allah niat kita, tujuan kita akan tercapai yaitu “TERCIPTANYA SINERGI KERJA DENGAN DUKUNGAN ETHOS KERJA YANG DIJIWAI RASA PROFESSIONALISME DI TUBUH BOB PT. BUMI SIAK PUSAKO – PERTAMINA HULU” akan segera terwujud, jadi suatu kenyataan. Bukan impian semata.

Mengenal Lebih Dekat si Zamrud

Mengenal Zamrud dari dekat,

Setelah beberapa bulan tertunda akhirnya waktu itu datang juga, ya… aku diberi kesempatan kali ini untuk mengenal Zamrud lebih dekat. Sedekat apa pun yang aku inginkan. Sebagai perkenalan aku diajak berputar-putar keliling danau bawah selama dua jam lebih kurang bersama sohib – sohibku. Katanya kalau tidak ada bapak tidak sip. Ya.. udah aku ikut asal dilengkapi dengan pelampung. Akhirnya jadi juga aku menikmati Danau Zamrud. Kesan yang kudapat nampaknya Danau ini sangat mistis sekali, airnya yang berwarna hitam tidak lagi biru atau hijau seperti Danau Maninjau di Sumatera Barat sono, hamparan pohon-pohon besar dan diselingi dengan perdu-perdu pandan atau pinang merah selaksa perpaduan mistis tersebut. Namun karena kestabilan pompong yang kita tumpangi sedikit demi sedikit ketakutan jadi sirna. Sekali – kali sekelompok kelelawar dan burung camar terbang bergiliran. Anehnya kecipak air karena hempasan dengan badan perahu tidak mampu membangkitkan ikan-ikan untuk bermunculan di permukaan.




Sebelumnya aku diajak menikmati lezatnya santapan siang dengan ikan – ikan danau . Bagiku karena dari dulu aku sudah senang dengan ikan maka kuanggap biasa saja. Toh setiap pulang mudik ke mertua juga selalu disediakan ikan – ikan sungai, apalagi ikan saluangnya atau salainya. Wuis… enak tenan.

Dari sini aku mulai melihat lokasi – lokasi sumur baik produksi maupun injeksi. Terasa berbeda berdiri di antara cluster berisi sumur-sumur tegak di Zamrud dengan Pedada yang kukenal hampir 7 tahun. Di sini ternyata tidak yang seperti kubayangkan. Sumur yang bersih, lokasi yang rapi dan indah dengan cat-cat warna – warni yang menyejukkan. Tapi hanya hamparan sumur yang hidup segan mati tak mau saja. Kumuh, oil spill berserakan, semak ada di mana-mana.
Kebersihan hanya tampak ada di WCP saja, belum lagi perhatian terhadap korosif. Besi – palang pun banyak yang sudah termakan karat. Perlu pembenahan yang lebih dari sekarang.
Sepertinya perlu pembenahan managemen baik manusianya, lapangannya, stasiunnya maupun segalanya. Empowermen di segala lini perlu dikembangkan. Biar masing-masing indivuidu punya peranan meski hanya satu noktah saja. Satu titik saja. Tapi bukanlah garis adalah kumpulan titik yang memanjang ?
Ada sebersit kebanggaan bagaimana aku mampu membangun Pedada dari segalanya, manusianya, kultur kerjanya, lapangannya, stasiunnya bahkan masyarakatnya.
Bagaimana dulu bang Sapii meninggalkan jejak-jejak yang samar-samar, sehingga semuanya jadi serba canggung dan itu butuh usaha, butuh empati dan simpati.

Barangkali sekilas aku ingat perjuangan awal membangun BOB Pedada alangkah indahnya,
Di awali suatu sore saat baru tiba di Zamrud, tepatnya di halaman parkir toolhouse Zamrud. Pak Suryadi Oemar, yang waktu itu sebagai Operation Manager memanggilku dan mengajak mengobrol di tengah lapangan parkir, serta memberikan satu surat mandat yang akan dikirimkannya ke managemen, bawa untuk sementara mengisi kekosongan TM Pedada aku ditunjuk menjadi PJS TM bergantian dengan saudaraku Mas Warismard, si Harimau Pusaka., mantan TL era bang sapii. Dengan mengucap terima kasih atas kepercayaan ini dan mengucap bismillah dalam hati aku tekadkan untuk pegang amanah ini. Hal ini berkenaan dengan kepindahan room mateku dulu di ERTC Chevron, Lafayette, Louisiana selama 3 ( tiga) bulan, mas Ngurah Bambang ke Technical Planning Jakarta.
Awal yang kubangun adalah meneruskan kebiasaan mempertemukan seluruh kepala desa di sekitar daerah operasi perusahaan setiap apapun, acara tujuh belasan, ulang tahun BOB, MTQ desa BOB, Program Padat Karya,ataupun lain-lainnya. Yang tujuannnya mengajak seluruh pemuka masyarakat khususnya kepala desa untuk turut membantu kelancaran operasi perusahaan dan mengerem demo – demo aksi tentang permintaan menjadi tenaga kerja lokal. Pokoknya penuh nuansa politis. Namun hal ini kayaknya memang aku nikmati karena ternyata pengalanan menjadi pemimpin di lapangan, seperti : Terminal Buatan,Lirik, Ketaling, Kenali Asam dan kepramukaan di masa muda sangat sekali membantu tugas-tugas seperti ini. Komunikasi antar masyarakat pun jalannya lancar . Apalagi kepada yang dituakan KH Sahil. Barangkali saya memposisikan menjadi seorang bupati, seperti cita-cita kecilku waktu aku mau masuk jadi prajurit di AKABRI dulu.. hehe. Mau tahu, nggak aku pernah memarahi pak Samsudin, Kades Teluk Masjid, gara-gara aku undang di acara Isra Mi’raj Nabi Muhammad yang aku adakan di Sporthall Pedada beliau tidak hadir dan tidak menyampaikan halangan apa sehingga beliau tidak hadir. Wah kalau ingat itu memang kayaknya aku cocok jadi bupati nih dari pada jadi team manager di BOB..ha.ha.
Belum lagi ke Kades Laksamana dan lain-lain.
Tapi sekali lagi hal itu bagiku sangat kujiwai.
Momen yang fantastis aku lakukan adalah pada saat aku mampu mengadakan Pedada 10-K dengan peserta hampir 500-an pemuda. Bazaar yang diikuti oleh Ibu-Ibu PKK desa di sekitar daerah operasi dan Open Tournamen Bola Volley di lapangan Volley Pedada sendiri yang menjadi satu dengan Lapangan tennis.
Bayangin pada saat ulang tahun pertama BOB itu aku buat Pedada bak Las Vegas, malamnya aku adakan lomba karaoke dengan layar lebar dengan peserta yang tidak mau kalah penampilannya dibandingkan dengan Indonesian Idol, ya waktu itu Pedada Memilih…., di lapangan bola tanding bola antar desa dan semua peserta aku bagikan kostum gratis komplet dengan tulisan SATU TAHUN BOB CPP, dengan hiburan band organ tunggal serta eksibishi Pedada Football Team melawan PTPN V Pekanbaru- Juara Divisi satu Pekanbaru saat itu. Dan hasilnya kita dapat menahan imbang mereka. Luarbiasa. Bangga. Haru beraduk jadi satu. Tapi aku tak pernah puas dan memang manusia ditakdirkan untuk tidak pernah puas.

Kini tantangan baru sudah ada di depan mata, bayangin Zamrud Area yang pada masa alih kelola demikian perkasa-nya, sampai-sampai waktu itu kita di Pedada dipanggil Adik oleh para Abang kita di Zamrud, 24.000 BOPD artinya bahkan lebih tinggi dari jumlah produksi BOB CPP saat ini ( tgl. 9 April 2009 produksi BOB 21.763 BOPD ). Bahkan rasanya mimpi bila Pedada bisa melampaui Zamrud apalagi sampai 2.000 bbls di atas Zamrud. Tidak terbayang waktu itu. Karena selisih di alih kelola yang hanya 18.000 BOPD atau 4.000 bbls lebih kecil dari Zamrud. Belum lagi dulu waktu di Lirik aku sudah pernah mendengar bagaimana Zamrud ditemukan. Kalau tidak salah ingat geolog – geolog PT. Stanvac sebagai pemegang WKP Zamrud waktu itu tidak menemukan apa-apa di Zamrud. Namun begitu dibeli oleh Chevron dan Texaco atau C&T ternyata di bawah keindahan dan kemagisan Danau Zamrud terdapat Giant Reservoir. Reservoir minyak yang mampu menggelontorkan minyak sampai 100.000 BOPD. Ini dapat dilihat dari besarnya pipa salur ke NBS Minas dengan ukuran Ø 24 inchi, sehingga berapa pun nilai Investasi waktu itu tentu saja akan selalu Pay Out Time dengan waktu yang relative cepat, cepat kembali modal.
Ya, produksi Zamrud saat ini hanya 9.320 BOPD saja atau terjadi penurunan alamiah sebesar 10 % p.a. setelah dilakukan Infill drilling lebih dari 30 sumur baru.
Itu baru dari tantangan produksi, belum lagi dari ethos kerja yang telah terbangun lama, rasanya menggugah sedikit saja sudah cukup, tetapi ini harus lebih extra effort agar dapat mengejar standar yang ada.
Aku harus mampu mensinergy-kan semua komponen yang ada di zamrud, dari SDM, fasilitas produksi, penunjang sekaligus sarana control-nya agar diperoleh hasil yang optimum. Ini artinya harus belajar, dan belajar lagi. Ternyata memang benar pepatah orang sono “LONG LIFE EDUCATION” – BELAJAR SAMPAI AJAL…… tapi jangan kata Khairil Anwar… SEKALI BERARTI SUDAH ITU MATI… Jangan kita harus mempunyai siklus yang jelas, irama yang teratur dengan amplitude yang beraturan, lemah gemulai kayak penari gambyong atau serimpi di Keraton Yogyakarta. Orang Jawa bilang “urip kudhu nglakoni”.. hidup harus dijalani… pantang mundur setelah melangkah dan yang paling penting timbulkan “orang lain baru berpikir kita sudah bertindak… artinya kita sudah maju satu langkah ke depan dibanding orang lain. Pasti kita akan menang.

Dari itu harus diawali dengan niat dalam hati diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan, teladan, contoh. Ikhlas bahwa itu memamg harus dilewati.. tanpa ngresulo..menggerutu..atau pun apalah… nanti toh.. imbalannya akan datang dengan sendirinya. Siapa nyangka aku dapat hadiah ke luar negeri lagi bahkan bisa sampai 3 minggu ke United of Kingdom, England.. tanahnya sang Ratu yang kemarin habis dipeluk ama “michelle obama”, yang dalam masa kekuasaannya hanya segelintir tamu Negara yang berani melakukan itu dan tanpa cemoohan dari pers. Malahan jubir Buckingham semua berjalan dengan spontan dan itu diawali oleh Sang ratu sendiri sebagai inisitif awalnya. Mungkin kalau aku ikhlas juga siapa tahu bulan depan diberi hadiah bisa ke Utara Amerika sana, Calgary , Canada… Semoga Tuhan Mendengar dan Aku yakin Tuhan tidak pernah tidur….Insya Allah Canada bukan satu impian tapi akan menjadi kenyataan… Allah telah menunjukkan jalan Mu.. Semoga aku akan semakin dekat dengan MU. Doa ku selalu Kau dengar, Engkau Maha Besar.. Engkau Maha Kuasa…atas hidup dan matiku, rezeki dan peruntungan hidupku… Ampunilah dosaku..

Pembenahan yang diperlukan di Zamrud, nampaknya menyeluruh. Karena budaya yang ada sudah terbentuk dari awal. Jadi kalau ada orang baru masuk ya memang harus adaptasi dulu lihat kiri kanan, bila perlu cepika cepiki bila dirasa cukup mengenal. Baru diterapkan apa mau kita. Itu pun tidak bisa sekejap. Haruslah bertahap, gradually.

Production Operation pada hakekatnya sama di mana pun di semua perusahaan migas, yaitu mengelola fluida baik air, minyak maupun gas yang ke luar dari kepala sumur, kemudian dikirim ke stasiun pengumpul / gathering station untuk dipisahkan minyak dari fluida lainnya yang seterusnya dikirim ke Pusat Pengumpul Produksi akhir yang ada di Terminal Pengapalan, kalau di sini ya di Dumai. Kontrol inilah yang diperlukan untuk selalu menjaga angka produksi selalu di atas target. Kontrol bisa dari sub surface dan ini harus kerja sama dengan teman-teman PE dan DWO, di surface dengan kerja sama ama FM serta SCM dalam dukungan parts atau material lainnya.

Menapak Jalan ke Puncak

MENAPAK JALAN KE PUNCAK

Sebenarnya sudah pertengahan tahun yang lalu saya harus duduk di sini. Namun dikarenakan harus menyelesaikan sebuah proyek, jadinya baru saat ini dapat seharian ada di sini, Zamrud. Dalam sepintas melihat lapangan ini terasa beban yang harus dipikul guna menggawangi satu slot baru. Terbentuk mungkin karena kepentingan. Tapi kata orang bijak pantang laku surut pantang kita kembali. Tantangan wajib kita jadikan peluang, hambatan kita jadikan kesempatan dan keniscayaan kita jadikan kemuliaan. Bismillah, Puji tuhan, Allah Maha Besar… Mudah-mudahan tapak-tapak kakiku masih cukup kokoh menopang beban ini, karena beban lain bukan tidak mungkin akan menyusul. Dan barangkali malahan jauh lebih berat dan menyesakkan. Tapi sekali lagi hidup adalah perjuangan dan perjuangan haruslah dimenangkan.


Satu cerita menarik mengiringi langkahku karena kewajiban yang diemban haruslah tetap menopang sisi kakai yang lain, ranah yang lama tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Kita harus percaya mati satu tumbuh seribu, kader- kader baru, bibit – bibit muda haruslah tetap disemai, disiangi, disiram dan dipupuk, sehingga kelak menjadi pokok pohon yang rimbun, subur dan lebat buahnya serta lezat rasanya. Tentu suatu kebanggaan bila kita berhasil melahirkan mereka seperti itu semua. Meskipun tidak dapat dipungkiri pasti ada yang tertinggal dan itu tidak boleh kita tinggalkan, karena mereka masih keluarga kita, masih bagian kita dan masih saudara, rekan sekerja kita. Team haruslah tetap melangkah, perahu haruslah tetap berlayar.

Jalan ke gunung akan melalui jalan setapak yang berliku, tidak lurus, tidak rata tapi juga akan mendaki dan terjal. Namun bila tekad ke puncak sudah membara tak akan ada aral melintang dapat menghambat tapak-tapak kita untuk tetap melangkah menuju puncak. Puncak impian setiap pekerja. Bagaimana mencapainya ? belajar-belajar-belajar dan berdoa-berdoa-berdoa. Ikhtiar menjalani untung menyudahi. Kalau kita berbuat baik pada setiap orang, maka orang itu akan berbuat baik pula kepada kita, bahkan mungkin berlebih dari yang kita beri.
Kalau hari ini kita ada cobaan, percayalah esok hari kita akan mendapatkan anugerah, yang bila kita timbang maka niscaya anugrah itu akan jauh lebih berat dari cobaan yang telah kita dapatkan itu. Karena apa, Allah tidak tidur, Allah ada di mana-mana, Bukankah Kalau kamu mencari Aku, maka Aku ada di dekat urat lehermu. Artinya Allah sangat-sangat dekat sekali dengan kita. Kenapa kita harus melupakan atau bahkan menghindar dari-Nya. Jangan, jangan sekali-kali itu kita lakukan.

UK in Eyes....2

UK in Eyes....1

Operasi Produksi Minyak....1

OPERASI PRODUKSI
Sebuah catatan kecil tentang memanage sumur – sumur minyak dan memanfaatkan peluang yang ada guna mendapatkan tambahan produksi melalui “think out of the box “ ( TOTB )


Note

Tulisan ini sengaja ditulis guna memperjelas apa – apa yang belum jelas dan menerangkan apa – apa yang selama ini membuat kita menjadi serba gelap, serba tidak pasti dan hal ini diperparah lagi dengan adanya kejadian luberan “oil spill”, tumpah ruah di sumur PDD-112 yang membuat semua orang langsung tunjuk hidung, tunjuk badan bahwa apa yang telah diupayakan teman – teman operasi produksi dalam memanage sumur – sumur minyak adalah salah, tidak rekomended. Pertanyaannya ? Apanya yang harus “rekomended”, lha wong ini adalah sistem produksi yang sudah diakui oleh dunia perminyakan dunia. Sudah lumrah dalam mempercepat proses pengumpulan produksi minyak, lha kok tidak rekomended .
Yang lebih menakutkan lagi adalah berbagai cemoohan, tudingan tidak professional, bahkan sampai ancaman penjara yang harus ditanggung si tertuduh. Lha cara ini sudah berlangsung sejak BOB lahir, bahkan juga dilakukan oleh pihak CPI dengan cara yang malah lebih sederhana.

Sistem Produksi Minyak

Ada tiga cara sistem produksi minyak yang kita kenal, yaitu :
1. Production On Field ( Lihat Gambar 1 – Lampiran )
Cara memproduksikan minyak yang langsung di sumur tersebut, baik dengan tanki maupun vacuum truck. Hal ini dilakukan adalah :
a. Mengurangi back pressure pompa – pompa sumur, sehingga kemampuan pompa bisa optimum.
b. Ketiadaan material flowline.



2. Production by Manifold ( Lihat Gambar 2 )
Cara memproduksikan minyak dengan membangun fasilitas flowline dan digabung di dalam header manifold.


3. Production by Gathering Station
Cara memproduksikan minyak dengan membangun fasilitas produksi yang komplet, sehingga di dalam gathering station ini terjadi pemisahan antar fluida, baik terhadap gas, air maupun minyak. Untuk itu fasilitas produksi baik tanki, gas boot, wash tank/ FWKO, pompa, dll ada di sana. ( Lihat Gambar 3 )




Aplikasi di Lapangan

Kembali ke cerita PDD-112, maka perlu kita uraikan gambaran umum yang melatarbelakangi penerapan sistem produksi yang diambil.

1. Bahwa sistem produksi on field dipakai dikarenakan ternyata ditemukan bahwa aliran fluida yang ke luar dari annulus casing cukup besar dan bertekanan.
2. Bahwa yang ke luar dari annulus casing adalah crude oil bercampur gas yang mempunyai kadar air < 10% dengan rate per jam adalah 50 – 60 bbls.
3. Bahwa minyak yang ke luar adalah potensi menambah gain produksi dari sumur dimaksud yang saat itu menghasilkan produksi sebesar 300 BOPD.
4. Bahwa sistem produksi ini secara rutin kita sampaikan melalui teleconference dan morning meeting Jakarta – Zamrud – Pedada – West Area terutama adanya tambahan produksi dari casing annulus.
5. Bahwa upaya ini adalah implementasi dari komitmen management untuk para pekerja agar tidak selalu berpikir yang standar – standar saja, tetapi sudah saatnya merubah cara berpikir yang ”think out of the box”.

Kelemahan dan Innovasi Tambahan

Awal dipasangnya flare stack dan tanki on field adalah apabila sumur diproduksikan dengan menutup casing annulus, maka akan terjadi kebocoran pada ”doughnut” sehingga gas – gas liar akan menyebar ke mana – mana, sehingga untuk mengurangi tekanan casing ini gas kita kontrol dengan memasang flare stack dan dibakar, sedangkan fluida yang terbawa kita tampung di Tank On Field, sehingga produksi sumur tersebut kita lakukan secara dual line.
Namun pada perjalanan waktu karena pemisahan gas terhadap minyak tidak sempurna dan karena adanya tekanan yang cukup mengangkat butir-butir minyak ke flare stack, akhirnya sebagian minyak yang ke luar dari flare stack ikut terbakar.
Guna mengantisipasi hal ini dilakukan innovasi dengan melakukan pemasangan gas scrubber ( ini adalah pemanfaatan asset yang sudah tidak terpakai ). Dengan terpasangnya gas scrubber ini gas yang ke luar di flare stack sudah relatif lebih bersih dari sebelumnya sehingga api yang ada tidak lagi membakar butir-butir minyak. Artinya jelaga minyak sudah tidak nampak lagi.
Tapi ini pun ternyata belum sempurna sehingga terjadi peristiwa kelabu 12 Januari 2008 itu. Kelemahannya dari hasil internal investigasi adalah bahwa aliran fluida seminggu sebelum peristiwa itu sudah berhenti dan hanya bersifat intermitten. Nah karena dianggap sudah berhenti maka ditutuplah valve yang masuk ke tanki, sedangkan valve di annulus casing dibuka 3 drat atau 10%. Hal ini semestinya ditutup saja sepenuhnya ( 100 % close ), sehingga tidak akan ada kemungkinan terjadinya aliran ke luar. Yah, namanya juga manusia, ada khilaf dan ini yang perlu kita perbaiki di kemudian hari. Bukankah ada iklan sabun cuci yang menyatakan ”kalau tidak berani kotor gimana mau bisa”. Di situ digambarkan seorang anak yang belepotan cat air dibajunya gara-gara ia ingin menjadi seorang pelukis dan sang ibu yang bijaksana membiarkan itu terjadi, karena dengan perbuatannya itu lah si anak akan lebih pintar. Tapi kenapa di BOB tidak ada ibu yang bijak ya ?
Padahal dengan melihat penyebab ini, kita dapat melakukan penyempurnaan sistem, yaitu bila perlu melengkapi sumur ini dengan rumah jaga yang dilengkapi radio komunikasi selama 24 jam dan alat pemadam api ringan ( APAR ), sehingga kontrol terhadap aktivitas sumur ini dapat lebih intens. Artinya kita meminimalisasikan dampak yang mungkin timbul. Tapi ternyata ini tidak dilakukan.
Akhirnya sebagai hukuman

Ternyata upaya menambah produksi dengan cara ini kita stop setelah adanya ultimatum bahwa cara ini tidak ”good oil field practices” atau menyalahi aturan – aturan / kaidah – kaidah keteknikan minyak yang baku. Menurut saya pribadi hal ini patut untuk diperdebatkan dan didiskusikan secara ilmiah tanpa ada yang pihak – pihak tersinggung, sehingga apa yang dihasilkan adalah murni buah karya anak bangsa BOB.
Beberapa cara produksi dari gambar – gambar di atas justru mendukung innovasi teman-teman di BOB bahwa yang dilakukan sudah ”good oil field practices”.
Sebagai masukan bahwa penulis sudah melihat beberapa lapangan minyak baik di Indonesia maupun di USA ( Heidelberg, Chevron, Pinggiran Sungai Mississippi pada waktu diberi kesempatan mengikuti training Production Operation Management di tahun 1997 ) dan ternyata semua itu dilakukan, baik di Lirik, Medco Lirik, Ketaling, Sembakung, VICO, Cepu maupun Bakersfield.
Dari blunder-nya keputusan ini, maka potensi kita menambah produksi tidak bisa dilakukan lagi.


Saran penulis

Dari pantauan seluruh lapangan minyak yang ada dan hasil wawancara dengan pelaku – pelaku di lapangan baik di Pedada, Zamrud maupun West Area bahwa peluang memproduksikan minyak melalui annulus casing cukup memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan produksi kita. Jadi sekali lagi upaya dan peluang ini tidak hanya ada di Pedada saja tapi juga ada di Zamrud dan West Area. Nah untuk itu ada beberapa saran yang ingin disampaikan, yaitu :
1. Upaya memproduksikan minyak dari casing annulus sebaiknya tetap dilanjutkan, karena ini adalah salah satu usaha nyata yang hasilnya langsung kelihatan di dalam penambahan produksi minyak kita. Agar upaya ini dapat berjalan dengan baik, lancar, aman dan selamat maka kita lakukan empowerment terhadap sumber daya kita. Contoh : kita bentuk special troop ( pasukan khusus ) yang khusus melaksanakan tugas ini ( Lihat Gambar 4 ). Dan sekali lagi ini adalah salah satu think out of the box dari permasalahan penurunan produksi BOB. Bayangkan kalau selama 12 jam beroperasi per hari ( operasi hanya hari siang saja ) kita dapat menghasilkan 150 bopd untuk @ lapangan 50 BOPD, maka selama satu bulan kita sudah dapat merecover minyak 4.500 bbls atau sampai dengan ”end of june” kita dapat mengumpulkan 9.000 bbls minyak .Dengan harga minyak saat ini yang USD 118/ bbls, maka dari produksi annulus casing ini akan memberikan revenue ke perusahaan sebesar USD 1.062.000 atau Rp 9,88 Milyar ( untuk Kurs USD = Rp 9.300 ). Sungguh suatu angka yang cukup fantastis dan menjanjikan. Semua ada, tinggal komitmen manajemen untuk mendukung upaya ini yang kita perlukan sekarang, just do it ( supervisor & crew, tanki, vacuum truck, pompa recover,porta camp, radio komuikasi, dll ).
2. Sambil hal ini dilakukan tugas bagian E & D untuk mengkaji dan mencari asal/ sumber dari mana minyak yang ada di annulus casing ini muncul. Padahal seharusnya hal ini tidak terjadi, apabila prosedur operasi sumur produksi dijalankan sejak mulai pemboran sampai dengan POP.

Akhirul kata

Tak ada gading yang tak retak , tak ada manusia yang tak cacat. Semua manusia mempunyai keterbatasan demikian juga dengan penulis hanya kata maaf bila tidak berkenan, tapi percayalah tulisan ini berasal dari niat tulus guna memperbaiki dan perbaikan di masa depan BOB yang kita cintai ini. Sekali lagi KITA BISA, KITA BANGGA BOB JAYA ! ! !