Monday, October 17, 2011

petruk jadi ratu

Cerita ini menggambarkan di dalam dunia pewayangan dan menjadi cerminan kehidupan nyata saat ini yang terasa kental kita lihat dalam keseharian. Bagaimana seorang punokawan yang digambarkan sebagai orang yang bodoh, atau kalau versi Srimulat sebagai seorang jongos, yang tentu saja tidak berpendidikan tinggi, tidak tahu bagaiman mengelola dirinya, orang lain dan masyarakatnya, tiba-tiba diangkat menjadi seorang raja dan mempunyai kewenangan.
Jadinya menjadi dagelan yang teramat tidak lucu, semuanya kacau balau, pakem dibuat sesuka hatinya, norma-norma umum tidak berlaku dan menjadikan dia menjadi angkuh, sombong dan sok pintar.
Barusan saya mengalami ini, seorang yang justru sebenarnya bukan seorang punokawan, karena dia orang yang berkecukupan, baik materi, KKN, maupun pendidikan yang terhormat. Iya, dia bukan petruk mungkin malahan sebenarnya dia harusnya si Arjuna-nya. Tapi apa lacur, barangkali ada yang dia lupa, bahwa :
1. Suatu jabatan adalah amanah
2. Suatu jabatan adalah teladan buat yang lain
3. Suatu jabatan bukan menghalalkan segala cara
4. Suatu jabatan bukan aji mumpung ( berbeda dengan gejala jojo, briptu norman atau ayu ting ting )
5. Suatu jabatan bukan ojo dumeh, mentang-mentang
6. Suatu jabatan memang perlu kematangan jiwa dan dia tidak bisa dikarbit, tidak bisa dipompa atau disegerakan, tapi :
1. Suatu jabatan menuntut kematangan semuanya baik tindak lanjut, tutur kata, sifat dan tabiat sehingga dia akan menjadi teladan buat semua.
2. Kejadian hari ini bisa menjadi warning buat perusahaan ini dalam menentukan pejabat di lingkungannya.
3. Dan kehati-hatian ini ternyata memang perlu, dari pada kita melempar ke jurang kehancuran pribadi seseorang ( nyatanya !!!!!!! )
sayang sekali bukan ? Moga saja masih ada waktu dan selalu ada waktu untuk suatu koreksi..... demi kebaikan dan kejayaan perusahaan ini.

No comments:

Post a Comment