Sunday, January 22, 2012

perjalanan hidup seorang anak manusia ......

Rasanya hidupku ini perlu dilakukan revisi atas apa yang telah terjadi selama ini. Keikhlasan dan ketulusan hati dalam bekerja tanpa terasa telah mendapatkan balasan yang setimpal dari Sang Maha Esa, bekerja sebagai ibadah akan terasa indah di akhirnya, meski pun kadang-kadang di awal terasa sakit.
Barangkali kata - kata bijak : siapa yang menanam padi dia jualah yang memanennya, atau mungkin siapa yang mengawali dia pun yang mengakhiri. Bisa jadi siapa yang makan nangka dia pun pula yang kena getahnya. Hidup memang harus bertanggung jawab dan berani menanggung resikoi dari apa yang telah dilakukannya. Sembodo, sumbut,
Teringat aku akan hari-hariku di masa masih kanak-kanak, memang aku tidak begitu merasakan kesengsaraan yang sangat. Orang tuaku karena dua-duanya bekerja tentu akan punya penghasilan yang sekedar cukup untuk kehidupan keluargaku. Memang dua-duanya PNS bapakku ada di lingkungan pemda prop di semarang sedangkan ibuku seorang guru.
Kebetulan atau memang sudah bawaannku aku dari kecil tidak pernah meminta dari apa yang tidak aku dapatkan. Aku nikmati saja apa yang aku dapat, tidak lebih.
Bahkan pernah keinginanku untuk bisa memiliki sepatu bola "la plata merk adidas" waktu itu, kubela-belain menabung dari uang honor main bola atau sisa uang saku dari bapakku. Juga keinginanku bisa main gitar sampe-sampe kutabung sekeping demi sekeping sisa uang sakuku. Toh tanpa terasa sampai dengan lulus SMA aku pun bisa memiliki apa yang sedang ingin kumiliki saat itu, dari sepatu bola, gitar, tustel ( bahkan sampai saat ini masih kusimpan), sepeda balap ( saat itu patungan dengan kakakku yg telah meninggal ) sampai pada hobiku mengumpulkan perangko, filateli.
Nah, tentu saja semua itu tanpa merepotkan kedua orang tuaku.
Demikian pula saat aku beranjak dewasa, kuliah dan mulai bekerja. Bayangan melihat sepupu-sepupuku pulang balik Yogya-Jakarta dengan pesawat Garuda, mobil mewah, motor keren terasa merasuk dalam diriku, mungkinkah suatu saat aku akan dapat merasakan semua itu.
Ternyata memang Tuhan tidak pernah tidur, Gusti Allah mboten sare'.Kalau Dia melihat umat Nya dengan kesungguhan hati, ikhlas dan memiliki jiwa loyalitas dan pengabdian , maka jalan lurus terbentang di depan mata.
Bayangin meskipun segudang hobbi dan petualangan aku jalani, namun dalam urusan sekolah ternyata aku bukanlah termasuk kaum yang terbelakang.
Aku menjalani pendidikan di dunia tambang upn di yogya dengan mulus bahkan teramat sangat mulus. Bisa dibayangkan jaman itu UPN terkenal dengan Universitas Payah Naik, karena sifat kurikulumnya yang masih menganut klasikal, kenaikan kelas dengan IP minimal 2 dan sistem paket. Jadi apabila kita tidak lulus satu mata kuliah saja, maka alamat kita akan mengulang satu tahun ke depan dan kita tidak bisa mengikuti tahapan semester berikutnya. Alamat tahun depan kita hanya kuliah untuk satu mata kuliah saja. weleh weleh weleh. Makanya jangan kaget kalau teman kuliahku pun akhirnya beragam dari angkatan 1974 sampai 1982 pun ada.
Jujur aku memang barangkali dilahirkan sebagai orang yang mujur. Kalau dalam ilmu bola selalu "berada dalam posisi yang tepat pada situasi apa pun".
Aku di Yogya menemukan dan mendapatkan sahabat-sahabat yang terbaik dalam hidup, persaudaraan dalam kekeluargaan, asmara dalam tali kasih.
Satu demi satu cita-citaku terwujud dan diwujudkan oleh Allah SWT. Bagaimana tidak keinginan untuk naik pesawat langsung terpenuhi begitu aku diterima di salah satu perusahaan swasta batubara di Sumatera Barat. Ingin naik mobil pun khususnya mobil sendiri pun dapat kunikmati. Yang justru luar biasa nikmat yang aku dapatkan dan teramat aku syukuri adalah aku pun bisa melang-lang buana, sejak 1997 pertama kali pergi ke luar negeri bahkan sampe tiga bulan di Amerika ( kujelajahi dengan nyopir sendiri dari Lafayette-Houston-San Antonio-Massasuchette-Chicago-New Orleans-baton Rouge-Dalas-Texas-Little Rock-Arkansas ), dilanjut ke London, Perth dan baru-baru ini ke Zurich, Luzern, Milan dan Rome, Italy dengan transit di Singapore, Dubai atau KL.
Kekuranganku masih banyak sebagai anak manusia yang telah diberi begitu banyak kenikmatan ( nikmat mana lagi ..... ), kini aku coba mempelajari dan mendalami Islam-ku secara kaffah - menyeluruh, total. Semoga kelak aku menjadi manusia yang sempurna di mata Allah, anak-anak dan isteriku, keluargaku dan sobat-sobatku semua.
Yang jelas milestone-milestone sudah kutapaki dan kutandai dalam hidup ku ini.....

1 comment:

  1. Awesome!! Nice story.. Semoga cita2 dan impian akhir dapat terkabulkan.. Aaammiiinn

    ReplyDelete