Friday, August 19, 2011

Mudik menjadi ritualitas rutin bangsa Indonesia .....

mudik adalah istilah yang umum dipakai untuk kegiatan masyarakat sebelum memasuki iedul fitri yang melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya, khususnya bagi masyarakat perantauan dengan tujuan untuk menjenguk orang tua yang masih hidup atau sanak kerabat, handai taulan. Awalnya mudik sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah selama dalam perantauan dan rasa syukur itu diwujudkan dalam acara "sungkeman" kepada orang tua atas ijin dan doa restunya selama pergi ke negeri orang atau kota lain. Mereka meyakini doa orang tua lah yang menyebabkan Allah ringan dalam memberikan Rezekinya itu. Doa orang tua sangatlah makbul apalagi doa seorang ibu, seperti hadits Nabi Muhammad kepada para sahabat, pada saat sahabat bertanya : Hai rasul kepada siapakah kita harus berbakti ? Jawab Nabi : Ibumu, Kepada siapa lagi ya Rasul dan rasul menjawab : Ibumu, kepada siapa lagi ya Rasul : sekali lagi dijawab oleh rasul : Ibumu dan baru disampaikan Rasul selanjutnya adalah Bapakmu. Demikian lah arti pentingnya seorang ibu di dalam Agama Islam, Bukankah Sorga juga terletak di telapak kaki ibu ?
Hikayat di Sumatera Barat bahkan lebih dahsyat bagaimana digambarkan anak yang durhaka kepada seorang ibu, dia dikutuk ibunya jadi batu dan jadi batulah dia.
Kembali ke mudik,
minggu - minggu ini adalah puncak-puncaknya masa mudik, masyarakat berbondong - bondong dari Jakarta ke daerah di Jawa Barat, Tengah dan Timur, bahkan ke tanah seberang Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sampai ke ujung Papua bahkan sebaliknya. Semua repot : masyarakat, pemerintah dan layanan transportasi umum.
Bahkan khusus layanan transportasi umum di masa mudik Lebaran ini, adalah masa mencari untuk yang sebesar-besarnya, karena apa berapa pun harga tiket tetap akan dibeli oleh pembeli. Berapa pun !!!
Misal : Tiket pesawat yang biasanya bisa dihargai Rp 300-400 rb sekarang melonjak menjadi Rp 1,5 Jt atau naik 500%.
Bisa dibayangkan selama masa mudik ini berapa rupiah-rupiah yang berputar, sungguh peristiwa ekonomi yang maha dahsyat.
Kedahsyatan mudik ini pun lengkap sudah bila kita lihat di mass media baik cetak maupun elektronik bagaimana perjuangan pemudik utk dapat tiket-nya, bagaimana mereka berdesak-desakan dalam gerbong-gerbong kereta yg harusnya terisi 50 orang bisa menjadi 150 orang ! berbondong - bondong stasiun, terminal, airport penuh sesak oleh pemudik. Dan hebatnya tidak ada rasa mengeluh, mereka ikhlas karena mereka akan bertemu ibu-bapaknya, dua orang yang sangat-sangat berjasa dalam kesuksesannya. Bagaimana dulu orang tua mendidiknya semasa kecil, bayi, menyusui sampai menjadi orang seperti saat ini.
Memang ritualitas mudik ini sekarang sedikit ternodai dari niat yang sungguh sangat mulia ini, yaitu apa . Menjadi ajang pamer harta, pamer kekayaan buat orang -orang dan tetangga di kampungnya, sehingga bukan rahasia lagi sekembalinya mereka mudik mereka akan kembali ke kota di mana dia mencari nafkah dengan membawa tetangga-tetangga, saudara-saudara yang tergiur dengan kesuksesannya, sehingga kota menjadi lebih sumpek karena datangnya pendatang-pendatang baru ini.
Inilah mudik dengan segala keanekaragaman polemik sosial......
Minal Aidzin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin , 1 Syawal 1432 H
Semoga kita semua kembali menjadi insan-insan yang fitri, seperti sewaktu kita bayi dan tingkat keimanan kita, derajat keimanan kita semakin meningkat.
Selamat Iedul Fitri ...........Semoga mudik kita selamat sampai tujuan dan kembali selamat pula Amin amin amin ya Robbal Alamin.

No comments:

Post a Comment