Monday, August 15, 2011

Rindu Ramadhan

Suara beduk dipukul bertalu-talu dan kumandang adzan - memanggil nama Mu sudah diperdengarkan sang Muadzin
Allahu Akbar ..... Allahu Akbar 2X
Asyahaduallah illahaillallah 2X

Terasa merinding bulu kudukku, setiap kudengar lafadz-lafadz adzan Mu, ayat-ayat Mu, ya Allah.
Terasa bersahut-sahutan dari masjid-masjid, mushalla-mushalla, berlomba-lomba menyeru Mu. Engkaulah yang Mahabesar, Engkaulah Yang Maha Besar, Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah rasul Mu.....

Suasana haru biru ini kurasakan bila ibuku mengajak anak-anaknya untuk sowan ke Eyang di Lembeyan, Gorang-Gareng, Magetan, Jawa Timur sono. Memang eyang kakung waktu itu sebagai seorang naib ( tukang mengkhawinkan orang ) dan selalu berangkat ke mesjid yang ada di ujung jalan desa tempat tinggalnya.

Pagi-pagi sekali sudah kudengar derit-derit timba dari bambu, untuk ambil air di sumur untuk wudhlu. Suasana desa yang waktu itu ( sekitar tahun 1975-an ) memang benar-benar masih sepi, sunyi hanya suara jengkerik dan kodok yang bersahut-sahutan menemani setiap tidurku dan lampu teplok tua senantiasa setia menyinari kamar berkelambu, agar nyamuk-nyamuk nakal tidak dapat menyentuh kulit cucu-cucunya. Bayangin cucunya ada 9 orang , ha.ha.,

Bila ramadhan tiba, selalu Eyang melantunkan ayat-ayat suci al Qur'an, tidak pagi, siang bahkan tengah malam pun. Baik eyang kakung maupun eyang puteri selalu datang ke mesjid jauh lebih awal dari orang-orang lain. Sambil terkantuk-kantuk aku memaksakan diri untuk hanyut dalam ritual Eyang ini.
Untuk menjaga jalan terang ke mesjid, biasanya eyang memasang obor sepanjang lorong jalan desa dari rumah ke masjid.
Eyang juga tidak pernah kulihat tidur lebih awal dari ku, selalu tidur paling akhir dan bangun paling cepat.
Biasanya ritual yang dilakukan sepanjang bulan ramadhan adalah dzikir, munajat kepada Allah, dan memperbanyak membaca Al-Qur'an, kalimah-kalimah Allah. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril.
Jam 6 pagi pun eyang sudah pergi ke sawah untuk menggarap sawah dengan ditemani 2 ekor sapi-nya. Kleneng-kleneng.... diujung desa ada kali Madiun yang selalu memanggil untuk bermain air sungainya, ya... kita sering sambil mandiin sapi kita pun mandi juga. Menemani eyang ke sawah.
Suasana desa biasanya di waktu sore akan lebih rame dengan muda-mudi yang bermain mercon bumbung.

Memang suasana desa yang masih bersih, nyaman dan tiada polusi. Di tengahnya sungai dengan air yang jernih mengalir dan untuk mengairi sawah-sawah masyarakat desa.

No comments:

Post a Comment