Saturday, April 2, 2011

hse hanya sebatas slogan ?

kesehatan, keselamatan dan lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi suatu entitas bisnis di dunia industri, terutama energi, baik di migas maupun pertambangan umum. karena keberhasilan suatu entitas bisnis dalam mengelola usahanya dengan dibarengi kesuksesan dalam menerapkan jiwa HSE ini secara tidaklangsung akan mempengaruhi kinerja entitas bisnis-nya di mata kompetitor, konsumen atau pun masyarakat umum. Bahkan ada pameo suatu perusahaan sukses pasti HSE-nya maju.


Bicara tentang jiwa HSE terasa menohok dengan berita yang selalu bertolak belakang dengan canangan bulan K-3 (januari lalu), tiba-tiba banyak kejadian beruntun yang mengoyak komitmen di atas, komitmen atas perjalanan usaha dengan nil accident (nil kecelakaan tambang dan kerja, nil kebakaran, nil oil spill, nil water discharge).
Selalu diingatkan akan HSE, bahkan pada setiap pertemuan selalu HSE nomor satu diungkapkan, dengan maksud agar terus dijiwai dan merasuk dalam sanubari insan-insan pekerja. Demikian pula dengan pertamina. Tapi apa lacur? tadi pagi jam 04.30 ( saksi mata mengatakan sesudah menunaikan sholat sunnat sebelum subuh ) terjadi ledakan dahsyat dan ternyata tanki timbun bahan baku premium Kilang Cilacap meledak dan terbakar, ya.. tgl. 2 April 2011..dan berita sore ini disambung dengan ledakan tangki kedua berisi kerosen. Korban jiwa dinyatakan tidak ada, tapi kerusakan dan derita yang mungkin dan pasti ditimbulkan sangatlah besar. Terutama sekali image perusahaan sebagai perusahaan yg sedang menapak menjadi World Class Company.


Beberapa tahun lalu bahkan 10 tangki meledak. Belum berita lainnya fatality accident di Petrochina, nearmiss di prabumulih, fatality di Jambi, Kalimantan, Cirebon. Apa yang salah ? Mis management kah? atau seperti judul di atas "HSE hanya sebatas slogan semata?". Hanya casing saja, isinya masih kopong, ataukah program yang ditimbulkan karbitan atau kah SDM-SDM belum siap untuk culture of change ? Memang accident selamanya tidak dapat diduga akan datangnya tapi minimal sudah dapat diminimalisasi kemungkinan timbulnya. Contoh pada pompa-pompa, mereka akan mempunyai masa pakai tertentu, bila perawatan tidak focus maka umur akan semakin muda untuk rusak alias tidak awet. Pola pemeliharaan unit-unit produksi saat inbi sudah demikian berkembangnya, bayangin kalau dulu orang berpikir rusak dulu baru diperbaiki (breakdown maintenance) tapi kini bahkan kerusakan sudah bisa diprediski lebih dini (predictive maintenance). Secanggih apa pun alat-alat produksi kembalinya kepada "the man behind the gun", tidak boleh terlena.. memang semua sudah bisa diatur atau dikendalikan dalam control room, tapi bukannya tabu kalau SDM-SDM ini juga dilatih secara manual, karena pelatihan secara manual dengan mengefektifkan 5 panca indera kita, apa yang kita lihat, rasa, bau, dengar dan raba adalah kunci paling baik suksesnya seorang pekerja. Lebih bagus lagi ditambah dengan indera ke-enam (six sense), feeling, pengalaman empiris. Saya yakin kok dengan membiasakan mengoptimalkan kerja panca indera pasti kecelakaan, kebakaran dll tidak akan terjadi lagi, Insya Allah.
Percayalah bila SOP diikuti bahwa setiap satu jam sekali seorang operator baik di Kilang (hilir) maupun di PPP (Pusat Pengumpul Produksi)-di hulu dilakukan pasti akan mengurangi bahaya-bahaya ini, karena secara visual langsung terlihat. Tidak hanya melihat sinyal-sinyal atau pun sensor-sensor semata di Ruang Control, bahkan di hari hujan sekali pun.


Ayo kawan-kawan jangan terulang lagi, jangan lah HSE hanya di bibir saja. tapi di hati kita di hati kita yang paling dalam, sanubari kita. ikhlas kita bekerja, ibadah kita bekerja, niscaya kenikmatan akan datang dari Allah.

No comments:

Post a Comment