Wednesday, February 16, 2011

Mengenal Lebih Dekat si Zamrud

Mengenal Zamrud dari dekat,

Setelah beberapa bulan tertunda akhirnya waktu itu datang juga, ya… aku diberi kesempatan kali ini untuk mengenal Zamrud lebih dekat. Sedekat apa pun yang aku inginkan. Sebagai perkenalan aku diajak berputar-putar keliling danau bawah selama dua jam lebih kurang bersama sohib – sohibku. Katanya kalau tidak ada bapak tidak sip. Ya.. udah aku ikut asal dilengkapi dengan pelampung. Akhirnya jadi juga aku menikmati Danau Zamrud. Kesan yang kudapat nampaknya Danau ini sangat mistis sekali, airnya yang berwarna hitam tidak lagi biru atau hijau seperti Danau Maninjau di Sumatera Barat sono, hamparan pohon-pohon besar dan diselingi dengan perdu-perdu pandan atau pinang merah selaksa perpaduan mistis tersebut. Namun karena kestabilan pompong yang kita tumpangi sedikit demi sedikit ketakutan jadi sirna. Sekali – kali sekelompok kelelawar dan burung camar terbang bergiliran. Anehnya kecipak air karena hempasan dengan badan perahu tidak mampu membangkitkan ikan-ikan untuk bermunculan di permukaan.




Sebelumnya aku diajak menikmati lezatnya santapan siang dengan ikan – ikan danau . Bagiku karena dari dulu aku sudah senang dengan ikan maka kuanggap biasa saja. Toh setiap pulang mudik ke mertua juga selalu disediakan ikan – ikan sungai, apalagi ikan saluangnya atau salainya. Wuis… enak tenan.

Dari sini aku mulai melihat lokasi – lokasi sumur baik produksi maupun injeksi. Terasa berbeda berdiri di antara cluster berisi sumur-sumur tegak di Zamrud dengan Pedada yang kukenal hampir 7 tahun. Di sini ternyata tidak yang seperti kubayangkan. Sumur yang bersih, lokasi yang rapi dan indah dengan cat-cat warna – warni yang menyejukkan. Tapi hanya hamparan sumur yang hidup segan mati tak mau saja. Kumuh, oil spill berserakan, semak ada di mana-mana.
Kebersihan hanya tampak ada di WCP saja, belum lagi perhatian terhadap korosif. Besi – palang pun banyak yang sudah termakan karat. Perlu pembenahan yang lebih dari sekarang.
Sepertinya perlu pembenahan managemen baik manusianya, lapangannya, stasiunnya maupun segalanya. Empowermen di segala lini perlu dikembangkan. Biar masing-masing indivuidu punya peranan meski hanya satu noktah saja. Satu titik saja. Tapi bukanlah garis adalah kumpulan titik yang memanjang ?
Ada sebersit kebanggaan bagaimana aku mampu membangun Pedada dari segalanya, manusianya, kultur kerjanya, lapangannya, stasiunnya bahkan masyarakatnya.
Bagaimana dulu bang Sapii meninggalkan jejak-jejak yang samar-samar, sehingga semuanya jadi serba canggung dan itu butuh usaha, butuh empati dan simpati.

Barangkali sekilas aku ingat perjuangan awal membangun BOB Pedada alangkah indahnya,
Di awali suatu sore saat baru tiba di Zamrud, tepatnya di halaman parkir toolhouse Zamrud. Pak Suryadi Oemar, yang waktu itu sebagai Operation Manager memanggilku dan mengajak mengobrol di tengah lapangan parkir, serta memberikan satu surat mandat yang akan dikirimkannya ke managemen, bawa untuk sementara mengisi kekosongan TM Pedada aku ditunjuk menjadi PJS TM bergantian dengan saudaraku Mas Warismard, si Harimau Pusaka., mantan TL era bang sapii. Dengan mengucap terima kasih atas kepercayaan ini dan mengucap bismillah dalam hati aku tekadkan untuk pegang amanah ini. Hal ini berkenaan dengan kepindahan room mateku dulu di ERTC Chevron, Lafayette, Louisiana selama 3 ( tiga) bulan, mas Ngurah Bambang ke Technical Planning Jakarta.
Awal yang kubangun adalah meneruskan kebiasaan mempertemukan seluruh kepala desa di sekitar daerah operasi perusahaan setiap apapun, acara tujuh belasan, ulang tahun BOB, MTQ desa BOB, Program Padat Karya,ataupun lain-lainnya. Yang tujuannnya mengajak seluruh pemuka masyarakat khususnya kepala desa untuk turut membantu kelancaran operasi perusahaan dan mengerem demo – demo aksi tentang permintaan menjadi tenaga kerja lokal. Pokoknya penuh nuansa politis. Namun hal ini kayaknya memang aku nikmati karena ternyata pengalanan menjadi pemimpin di lapangan, seperti : Terminal Buatan,Lirik, Ketaling, Kenali Asam dan kepramukaan di masa muda sangat sekali membantu tugas-tugas seperti ini. Komunikasi antar masyarakat pun jalannya lancar . Apalagi kepada yang dituakan KH Sahil. Barangkali saya memposisikan menjadi seorang bupati, seperti cita-cita kecilku waktu aku mau masuk jadi prajurit di AKABRI dulu.. hehe. Mau tahu, nggak aku pernah memarahi pak Samsudin, Kades Teluk Masjid, gara-gara aku undang di acara Isra Mi’raj Nabi Muhammad yang aku adakan di Sporthall Pedada beliau tidak hadir dan tidak menyampaikan halangan apa sehingga beliau tidak hadir. Wah kalau ingat itu memang kayaknya aku cocok jadi bupati nih dari pada jadi team manager di BOB..ha.ha.
Belum lagi ke Kades Laksamana dan lain-lain.
Tapi sekali lagi hal itu bagiku sangat kujiwai.
Momen yang fantastis aku lakukan adalah pada saat aku mampu mengadakan Pedada 10-K dengan peserta hampir 500-an pemuda. Bazaar yang diikuti oleh Ibu-Ibu PKK desa di sekitar daerah operasi dan Open Tournamen Bola Volley di lapangan Volley Pedada sendiri yang menjadi satu dengan Lapangan tennis.
Bayangin pada saat ulang tahun pertama BOB itu aku buat Pedada bak Las Vegas, malamnya aku adakan lomba karaoke dengan layar lebar dengan peserta yang tidak mau kalah penampilannya dibandingkan dengan Indonesian Idol, ya waktu itu Pedada Memilih…., di lapangan bola tanding bola antar desa dan semua peserta aku bagikan kostum gratis komplet dengan tulisan SATU TAHUN BOB CPP, dengan hiburan band organ tunggal serta eksibishi Pedada Football Team melawan PTPN V Pekanbaru- Juara Divisi satu Pekanbaru saat itu. Dan hasilnya kita dapat menahan imbang mereka. Luarbiasa. Bangga. Haru beraduk jadi satu. Tapi aku tak pernah puas dan memang manusia ditakdirkan untuk tidak pernah puas.

Kini tantangan baru sudah ada di depan mata, bayangin Zamrud Area yang pada masa alih kelola demikian perkasa-nya, sampai-sampai waktu itu kita di Pedada dipanggil Adik oleh para Abang kita di Zamrud, 24.000 BOPD artinya bahkan lebih tinggi dari jumlah produksi BOB CPP saat ini ( tgl. 9 April 2009 produksi BOB 21.763 BOPD ). Bahkan rasanya mimpi bila Pedada bisa melampaui Zamrud apalagi sampai 2.000 bbls di atas Zamrud. Tidak terbayang waktu itu. Karena selisih di alih kelola yang hanya 18.000 BOPD atau 4.000 bbls lebih kecil dari Zamrud. Belum lagi dulu waktu di Lirik aku sudah pernah mendengar bagaimana Zamrud ditemukan. Kalau tidak salah ingat geolog – geolog PT. Stanvac sebagai pemegang WKP Zamrud waktu itu tidak menemukan apa-apa di Zamrud. Namun begitu dibeli oleh Chevron dan Texaco atau C&T ternyata di bawah keindahan dan kemagisan Danau Zamrud terdapat Giant Reservoir. Reservoir minyak yang mampu menggelontorkan minyak sampai 100.000 BOPD. Ini dapat dilihat dari besarnya pipa salur ke NBS Minas dengan ukuran Ø 24 inchi, sehingga berapa pun nilai Investasi waktu itu tentu saja akan selalu Pay Out Time dengan waktu yang relative cepat, cepat kembali modal.
Ya, produksi Zamrud saat ini hanya 9.320 BOPD saja atau terjadi penurunan alamiah sebesar 10 % p.a. setelah dilakukan Infill drilling lebih dari 30 sumur baru.
Itu baru dari tantangan produksi, belum lagi dari ethos kerja yang telah terbangun lama, rasanya menggugah sedikit saja sudah cukup, tetapi ini harus lebih extra effort agar dapat mengejar standar yang ada.
Aku harus mampu mensinergy-kan semua komponen yang ada di zamrud, dari SDM, fasilitas produksi, penunjang sekaligus sarana control-nya agar diperoleh hasil yang optimum. Ini artinya harus belajar, dan belajar lagi. Ternyata memang benar pepatah orang sono “LONG LIFE EDUCATION” – BELAJAR SAMPAI AJAL…… tapi jangan kata Khairil Anwar… SEKALI BERARTI SUDAH ITU MATI… Jangan kita harus mempunyai siklus yang jelas, irama yang teratur dengan amplitude yang beraturan, lemah gemulai kayak penari gambyong atau serimpi di Keraton Yogyakarta. Orang Jawa bilang “urip kudhu nglakoni”.. hidup harus dijalani… pantang mundur setelah melangkah dan yang paling penting timbulkan “orang lain baru berpikir kita sudah bertindak… artinya kita sudah maju satu langkah ke depan dibanding orang lain. Pasti kita akan menang.

Dari itu harus diawali dengan niat dalam hati diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan, teladan, contoh. Ikhlas bahwa itu memamg harus dilewati.. tanpa ngresulo..menggerutu..atau pun apalah… nanti toh.. imbalannya akan datang dengan sendirinya. Siapa nyangka aku dapat hadiah ke luar negeri lagi bahkan bisa sampai 3 minggu ke United of Kingdom, England.. tanahnya sang Ratu yang kemarin habis dipeluk ama “michelle obama”, yang dalam masa kekuasaannya hanya segelintir tamu Negara yang berani melakukan itu dan tanpa cemoohan dari pers. Malahan jubir Buckingham semua berjalan dengan spontan dan itu diawali oleh Sang ratu sendiri sebagai inisitif awalnya. Mungkin kalau aku ikhlas juga siapa tahu bulan depan diberi hadiah bisa ke Utara Amerika sana, Calgary , Canada… Semoga Tuhan Mendengar dan Aku yakin Tuhan tidak pernah tidur….Insya Allah Canada bukan satu impian tapi akan menjadi kenyataan… Allah telah menunjukkan jalan Mu.. Semoga aku akan semakin dekat dengan MU. Doa ku selalu Kau dengar, Engkau Maha Besar.. Engkau Maha Kuasa…atas hidup dan matiku, rezeki dan peruntungan hidupku… Ampunilah dosaku..

Pembenahan yang diperlukan di Zamrud, nampaknya menyeluruh. Karena budaya yang ada sudah terbentuk dari awal. Jadi kalau ada orang baru masuk ya memang harus adaptasi dulu lihat kiri kanan, bila perlu cepika cepiki bila dirasa cukup mengenal. Baru diterapkan apa mau kita. Itu pun tidak bisa sekejap. Haruslah bertahap, gradually.

Production Operation pada hakekatnya sama di mana pun di semua perusahaan migas, yaitu mengelola fluida baik air, minyak maupun gas yang ke luar dari kepala sumur, kemudian dikirim ke stasiun pengumpul / gathering station untuk dipisahkan minyak dari fluida lainnya yang seterusnya dikirim ke Pusat Pengumpul Produksi akhir yang ada di Terminal Pengapalan, kalau di sini ya di Dumai. Kontrol inilah yang diperlukan untuk selalu menjaga angka produksi selalu di atas target. Kontrol bisa dari sub surface dan ini harus kerja sama dengan teman-teman PE dan DWO, di surface dengan kerja sama ama FM serta SCM dalam dukungan parts atau material lainnya.

No comments:

Post a Comment